Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Lamban, Penembakan Polisi Terus Terjadi!

Kompas.com - 11/09/2013, 18:55 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penembakan terhadap anggota polisi kembali terjadi. Terakhir, seorang anggota Direktorat Polisi Perairan (Dit Polair) Baharkam Mabes Polri, Bripka Sukardi, meninggal dunia ditembak orang tidak dikenal di depan Gedung KPK) Jakarta, Selasa (10/9/2013) malam.

Dengan kejadian tersebut, dalam dua bulan terakhir, setidaknya terdapat lima polisi yang ditembak orang tidak dikenal di sekitar Jakarta dalam dua bulan terakhir. Polri pun dinilai lamban oleh berbagai kalangan dalam menangani kasus yang berada di internal Polri sendiri.

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Tohari mengatakan, lambatnya penyelesaian kasus ini membuat kelompok yang melakukan teror leluasa menjalankan aksinya terus-menerus. "Selama ini enggak pernah terungkap, cenderung lamban. Karena tidak terungkap, maka kemudian tidak ada diagnosis yang tepat. Selanjutnya, peristiwa seperti ini terus berlangsung silih berganti," ujar Hajriyanto di Jakarta, Rabu (11/9/2013).

Lalu mengapa Polri lambat dalam menangani kasus penembakan polisi ini? Apa hambatan bagi Polri dalam menyelesaikan kasus ini?

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie mengatakan, penangkapan pelaku hanya persoalan waktu saja. "Sudah jelas, kita bisa mengungkap dengan segera data mereka, kan tinggal waktu masalah penangkapan," kata Ronny di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (11/9/2013).

Ronny mengingatkan, Polri pernah berprestasi menangani dan menangkap pelaku teror sekelas Moh. Azhari dan Nurdin. M. Top. Ini diklaim sebuah prestasi besar yang mendunia. "Jadi harus yakin, Kepolisian Negara Republik Indonesia pernah mendapatkan apresiasi dunia internasional. Negara lain, polisi luar, angkat topi terhadap polisi Indonesia dalam menangani kasus teror," jelas Ronny.

Oleh karena itu, Ronny meminta media dan masyarakat memberikan dukungan sepenuhnya kepada Polri. "Rekan-rekan harusnya jangan bertanya, tapi memberi dukungan, dorongan, suport, kepada Polri," ujarnya.

Serangkaian Penembakan Polisi Penembakan yang menewaskan Bripka Sukardi, Selasa (10/9/2013), menambah deretan polisi yang menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal dalam dua bulan terakhir. Dengan kematian Sukardi, empat polisi tewas dan satu polisi yang lain terluka.

Selain Sukardi, polisi yang tewas ditembak oleh orang tak dikenal di sekitar Jakarta selama dua bulan ini adalah Aiptu Dwiyatno, Aiptu Kushendratna, dan Bripka Ahmad Maulana.

Aiptu Dwiyatno ditembak oleh orang tak dikenal pada 7 Agustus 2013 di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Selang sepekan, tepatnya satu hari sebelum perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, Aiptu Kushendratna dan Bripka Ahmad Maulana tewas ditembak di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.

Sementara, seorang anggota polisi yang selamat, meski juga ditembak, adalah Aipda Patah Saktiyono.

Penembakan terjadi pada 27 Juli lalu di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Patah adalah anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Nasional
Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Nasional
Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Nasional
Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Nasional
Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Nasional
MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Nasional
Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Nasional
Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Nasional
Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Nasional
Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Nasional
Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com