Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Rumah Rp 500 Juta, Fathanah Minta Ditulis Rp 300 Juta Saja

Kompas.com - 02/09/2013, 15:43 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ahmad Fathanah disebut membeli rumah di Perumahan Permata Depok, Cluster Berlian II, Blok H-2 Nomor 15 seharga Rp 500 juta dari seorang pria bernama Johanes. Rumah ini diduga berkaitan dengan tindak pidana pencucian uang yang dilakukan Fathanah.

Karyawan yang bekerja di kantor notaris yang menangani jual beli rumah ini, Sholehah, mengaku diminta Fathanah untuk menyembunyikan nilai sebenarnya harta tersebut. Sholehah mengungkapkan, Fathanah meminta agar harga beli rumah dalam aktanya ditulis Rp 300 juta saja.

"Sesuai dengan permintaan Pak Ahmad," ungkap Sholehah dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (2/9/2013).

Selanjutnya, rumah ini diatasnamakan Sefti Sanustika, istri keempat yang dinikahi secara siri oleh Fathanah. Menurut Sholehah, pembuatan akta jual beli rumah tersebut dilakukan di kantor notaris Nuke Nurul Soraya dengan alasan kewilayahan.

"Pengerjaan di kantor notaris Nuke itu sesuai permintaan tolong sesuai wilayahnya," ujarnya.

Sholehah yang juga adik ipar Fathanah ini mengaku tidak tahu mengenai pekerjaan Fathanah yang sesungguhnya. Dia juga mengaku tidak tahu ihwal pernikahan Fathanah dengan Sefti Sanustika.

Dalam kasus ini, Fathanah didakwa bersama-sama mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq menerima pemberian hadiah atau janji senilai Rp 1,3 miliar dari Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman. Fathanah juga didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang dengan menyembunyikan asal-usul hartanya yang diduga berasal dari tindak pidana korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com