Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giliran Bos Lion Air Batal Ikut Konvensi Demokrat

Kompas.com - 29/08/2013, 20:43 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, kini giliran Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana yang batal mengikuti Konvensi calon presiden Partai Demokrat. Rusdi awalnya datang memenuhi undangan Pra-Konvensi di Wisma Kodel, Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Datang sendirian pukul 18.15, Rusdi langsung masuk ke ruang Pra-Konvensi. Berbeda dengan Mahfud yang hanya masuk sekitar 15 menit, Rusdi berada di dalam selama satu jam sesuai waktu yang dijadwalkan. Namun setelah keluar, dia menyatakan untuk tidak mengikuti Konvensi.

"Saya memutuskan untuk menunda pencapresan ini. Mungkin saya akan mengikuti konvensi sepert ini lima tahun lagi," kata Rusdi.

Dia mengaku mengambil keputusan tersebut karena masih ingin fokus kepada usaha penerbangannya. Dia mendapatkan berbagai saran dari mitra kerja dalam dan luar negeri untuk menunda pencapresan.

"Saya sendiri tentu harus membicarakan segala sesuatunya dengan mitra kerja dalam dan luar negeri. Dari bahasa tubuh mereka, mereka belum ingin saya mencapreskan diri sekarang," kata Rusdi.

Rusdi menolak jika keputusannya tersebut diambilnya dari hasil diskusi bersama 17 orang komite konvensi di dalam ruangan. Menurutnya, keputusan tersebut sudah dibawanya sejak berangkat dari rumah. Menurutnya, diskusi menjadi lama karena dia baru mengungkapkan keputusannya tersebut di akhir diskusi.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Konvensi Demokrat Hinca Panjaitan kembali mengungkapkan hal yang sama saat Mahfud memutuskan batal mengikuti konvensi.

"Iya kita hormati juga keputusannya Pak Rusdi," kata Hinca.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com