Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beli SPBU Gunakan Nama Ayah Dipta, Djoko Takut Ketahuan Istri Pertama

Kompas.com - 13/08/2013, 17:39 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa kasus dugaan korupsi dan pencucian uang proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo sengaja menggunakan nama mertuanya, Djoko Waskito, yang merupakan ayah dari istri ketiganya, Dipta Anindita, untuk membeli stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kapuk Muara, Jakarta Utara, pada 2010. Djoko mengaku tidak memakai nama Dipta karena takut ketahuan istri pertamanya.

"Saya jujur, SPBU ini tidak mau diketahui istri pertama, maka saya atas namakan bapaknya, Djoko Waskito, yang saya akui sebagai saudara," kata Djoko saat diperiksa sebagai terdakwa dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (13/8/2013).

Lebih jauh dia menjelaskan, pendapatan dari hasil usaha SPBU tersebut disimpan dalam rekening milik Djoko Waskito. Djoko Susilo sengaja memasukkannya ke rekening Djoko Waskito agar tidak mudah digunakan Dipta sehingga dapat menjadi tabungan jika diperlukan kemudian hari. "Itu untuk tabungan," kata Djoko.

Kemudian, pada 2012, uang dalam rekening Djoko Waskito tersebut digunakan salah satunya untuk membayar pengacara setelah Djoko ditetapkan KPK sebagai tersangka. "Karena kami saat itu butuh uang," ucap mantan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian RI ini.

Ditambahkan Djoko, SPBU tersebut dibeli dengan uang hasil bisnis yang dikelola Subekti Adiyanto, rekan pengusaha Djoko, yang sebelum ini bersaksi sebagai saksi meringankan bagi Djoko.

Dalam persidangan sebelumnya, Djoko Waskito mengakui namanya dipinjam untuk membeli SPBU di Kapuk Muara. Menurut Djoko Waskito, Dipta yang mengatakan kepadanya akan membeli SPBU di Jakarta.

Sementara dalam surat dakwaan tim jaksa KPK, SPBU tersebut merupakan salah satu aset Djoko yang sengaja disamarkan kepemilikannya karena diduga berasal dari uang hasil tindak pidana korupsi. Menurut dakwaan, aset berupa SPBU itu senilai Rp 5,3 miliar pada akta jual belinya. Padahal, harga pembelian aset tersebut sekitar Rp 11,5 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com