Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coba Kita Merenung tentang Korupsi...

Kompas.com - 06/08/2013, 09:20 WIB
Joseph Osdar

Penulis


KOMPAS.com — Juli 2008, atau lima tahun lalu, salah satu Staf Khusus Presiden, Heru Lelono, meluncurkan buku berjudul Polytikus Harus Dibasmi-Satu Dasawarsa Refleksi Perjalanan Bangsa. Supaya tidak salah mengerti, perlu dijelaskan kosakata "polytikus" berbeda dengan kata "politikus". Polytikus punya arti banyak tikus, sedangkan politikus kira-kira berarti orang yang berkecimpung atau bekerja di dunia politik (misalnya anggota partai politik atau anggota parlemen).

Ada sebuah subjudul ”Penyakit Menular Itu Namanya Korupsi”. Dalam artikel ini, antara lain, Heru mengatakan, ternyata di luar kehidupan dunia kedokteran, ada juga penyakit menular yang tidak kalah bahayanya, namanya korupsi.

”Bahkan, Pak Hendarman Supandji, Jaksa Agung, pernah bilang bahwa tidak mungkin perbuatan korupsi dilakukan hanya oleh satu orang. Saya bisa bayangkan, penyakit korupsi tersebut sebelum berjangkit ternyata sudah menular. Koruptor sebelum menyerang atau melakukan perbuatannya pasti sudah menularkan rencananya kepada orang lain, yang akan menjadi koruptor pula,” kata Heru mengutip Jaksa Agung tahun 2008 itu.

Namun, kata Heru, dalam bukunya, penyakit korupsi ini jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan penyakit menular lain. Penyakit ini dalam sekali serang dapat menyedot darah uang rakyat yang mengakibatkan kematian kesejahteraan jutaan rakyat. ”Saya jadi paham dan maklum kalau pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan program pemberantasan penyakit korupsi ini sebagai prioritas. Sampai-sampai harus mendirikan berbagai puskesmas korupsi, seperti KPK dan Timtas Tipikor. Dan hal ini belum pernah dilakukan pemerintah sebelumnya,” tulisannya.

Berhasilkah Presiden? Begitu tanya Heru dalam buku itu. ”Hampir pasti tidak, bila komponen yang lain tidak mendukung atau bahkan yang lain sudah terserang penyakit ini. Menurut Presiden, harus ada tiga usaha dalam menahan penyakit korupsi ini untuk tidak menjadi endemi....”

Heru menyampaikan tiga cara Presiden SBY mengatasi penyakit menular itu. Untuk membaca cara itu bisa dicari dalam bukunya. Tentang buku ini, Presiden SBY mengatakan, dengan gayanya yang khas, Heru bicara apa adanya.

Ketika sejenak membaca subjudul buku ini, teringat kita pada kampanye Partai Demokrat tahun 2009. Sejumlah tokoh partai ini dengan sorot mata garang mengatakan ”Tidak!” pada korupsi. Beberapa yang mengatakan ”Tidak!” itu ketika dijatuhi hukuman karena korupsi tersenyum di bibir dan matanya.

Kodok pun ikut tersenyum. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com