Jabatan Anggota DPR Sering Dipandang Sinis

Kompas.com - 01/08/2013, 14:24 WIB

Indra Akuntono

Penulis

Lihat Foto

Sejumlah kursi anggota dewan terlihat kosong saat Sidang Paripurna ke 19 di Gedung Nusantara II, Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/4/2013). Sidang paripurna membahas sejumlah agenda antara lain penyerahan hasil pemeriksaan BPK, penetapan gubernur Bank Indonesia 2013-2018, penetapan calon pengganti hakim konstitusi dan laporan penyempurnaan rancangan peraturan DPR tentang peliputan pers.(KOMPAS/RADITYA HELABUMI)

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat, mengatakan, banyak anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang ikut menanggung akibat dari ulah oknum anggota DPR yang terkait kasus korupsi. Martin menyampaikan, saat mengunjungi konstituen di daerah pemilihan, dirinya sering dilecehkan dan dipandang dengan sinis. Masyarakat terlanjur menganggap bahwa seluruh politisi di Senayan pasti ikut bersekongkol dalam melakukan tindak pidana korupsi.

"Pandangan-pandangan miring seperti ini menjadi beban moral yang paling berat kalau kita bertemu dengan para konstituen di daerah pemilihan," kata Martin, Kamis (1/8/2013), di Jakarta.

Oleh karena itu, kata Martin, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dimintanya untuk menuntaskan semua kasus korupsi yang menyeret anggota DPR sebagai tersangkanya.
Pernyataan tersebut ia kaitkan dengan dengan laporan terpidana kasus suap wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, tentang sejumlah kasus korupsi yang melibatkan beberapa anggota parlemen.

Martin meminta, KPK tak berdiam diri. Politisi Gerindra ini berharap, laporan Nazaruddin bisa terungkap secara gamblang dan masyarakat tak terjebak dalam opini sesat.

"Demi kehormatan lembaga DPR anggota-anggotanya kita minta KPK tidak mendiamkannya (laporan Nazaruddin). Jangan-jangan laporan ini bisa dijadikan pintu masuk untuk membongkar kasus-kasus lain yang lebih besar dan lebih banyak lagi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.