Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Disukai Kaum Perempuan, PDI-P: Wajar, Dia Kan "Media Darling"

Kompas.com - 18/07/2013, 12:11 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Survei Pusat Data Bersatu (PDB) menunjukkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ternyata "digandrungi" kaum hawa. Dalam survei PDB, sebesar 16,1 persen kaum perempuan menyukai Jokowi. Angka ini melampaui kandidat capres lainnya yang disurvei.

Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto menilai, wajar jika Jokowi disukai kaum perempuan. 

"Jokowi kan media darling, wajar saja," ujar Bambang, Kamis (18/7/2013).

Menurut Bambang, survei merupakan sebuah potret realitas. Potret realitas ini, menurutnya, belum tentu menunjukkan hasil Pemilu 2014 mendatang. Terlebih lagi, kata Bambang, suara yang terjaring dalam survei juga dipengaruhi media massa.

"Media itu membentuk persepsi publik. Ini jadi poros kekuatan keempat sehingga bisa jadi media memengaruhi survei itu sendiri," kata Bambang.

Ketua DPP PDI Perjuangan ini menilai, survei juga harus dilihat dari berbagai faktor. Misalnya, siapa yang melakukan survei, waktu pelaksanaan survei, lokasi pelaksanaan survei, hingga kepentingan di balik survei tersebut.

"Lalu, juga ditelusuri hasilnya, benar atau tidak. Juga dilihat apakah pemotret ini punya kepentingan? Jangan-jangan, survei-survei itu tidak jelas," ujarnya.

Menurut Bambang, PDI Perjuangan memiliki tim survei sendiri yang dianggapnya lebih kredibel. Survei itu tidak disiarkan ke publik dan hanya digunakan untuk kepentingan strategi partai. Saat ditanya soal posisi Jokowi dalam survei internal itu, Bambang tak mau membukanya.

"Soal capres itu semua porsinya Ketua Umum, tidak ada yang bisa kami ini bicara soal itu," kata Bambang.

Berdasarkan hasil survei PDB yang dilakukan pada 11-18 Juni 2013, Jokowi lagi-lagi ada di posisi teratas sebagai kandidat capres. Survei yang khusus dilakukan pada kaum hawa menyebutkan tingkat dukungan Jokowi mencapai 16,1 persen. Sementara itu, posisi selanjutnya ditempati oleh Prabowo Subianto (7,8 persen), Megawati Soekarnoputri (7,3 persen), Aburizal Bakrie (4,8 persen), Jusuf Kalla (2,9 persen), dan Wiranto (1,3 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com