Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembeli Tanah Djoko Susilo Keberatan Asetnya Dibekukan KPK

Kompas.com - 16/07/2013, 20:39 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemangku adat Bali I Wayan Nama menyampaikan keberatannya atas upaya penyidik KPK yang membekukan lahannya. Menurut Wayan, lahannya yang disita KPK itu tidak berkaitan dengan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) yang melibatkan Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo.

Keberatan ini disampaikan Wayan kepada majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta seusai bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (16/7/2013). Wayan merupakan pembeli dua bidang lahan di Tabanan dan Badung yang dijual istri muda Djoko, Mahdiana, pada 2012.

"Masalah aset saya di Bali yang diblokir, tidak disita," kata Wayan. Menurutnya, lahan yang diblokir penyidik KPK ini bukanlah lahan yang dibeli Mahdiana.

Wayan memiliki lahan dengan tujuh sertifikat. Dua dari tujuh lahan itu dibelinya dari Mahdiana. Namun, lima sertifikat lainnya ikut diblokir KPK meskipun bukan dia beli dari Mahdiana.

Menanggapi keberatan ini, majelis hakim Tipikor meminta tim jaksa KPK mengecek apakah benar lima sertifikat lahan Wayan ini diblokir meskipun tidak berkaitan dengan kasus Djoko. “Karena ada kejadian, perkara lain, KPK dilihatnya menakutkan, yang tidak diminta pun ikut diblokir. Tolong dicek kalau memang benar, sampaikan kepada majelis, nanti akan disikapi, kasihan orang ini,” tutur Ketua Majelis Hakim Suhartoyo.

Tim jaksa penuntut umum KPK pun berjanji akan mengecek lahan yang diblokir tersebut. Selanjutnya, hakim meminta Wayan membicarakan masalah ini dengan jaksa KPK di luar persidangan.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Wayan mengaku membeli dua bidang lahan di Bali dari Mahdiana dengan nilai total Rp 4,3 miliar. Wayan mengaku tidak tahu kalau Mahdiana adalah istri Djoko Susilo yang ditetapkan sebagai tersangka KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com