Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan: Tifatul seperti Pelawak Gepeng "Untung Ada Saya"

Kompas.com - 26/06/2013, 09:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kritikan kembali dilayangkan elite Partai Demokrat terhadap mitra koalisinya, Partai Keadilan Sejahtera. Kali ini, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyindir Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring yang merupakan kader PKS. Ia menilai, Tifatul seperti pelawak lawas, Gepeng. Menurutnya, Tifatul terkesan menjadi jembatan penghubung antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan koalisi.

"Saya lihat, sosok Menkominfo sekarang ini seperti pelawak Gepeng yang slogannya 'Untung ada saya'," ujar Ramadhan, di Jakarta, Rabu (26/6/2013).

Ia mengatakan, Tifatul seolah menjadi 'pahlawan' bagi PKS dalam mempertahankan posisinya di koalisi. Hal ini, lanjutnya, terlihat dari sikap Tifatul dan dua menteri asal PKS yang mendukung kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sikap ini berbeda dengan PKS yang menolak kebijakan itu dan berseberangan dengan koalisi. Kata Ramadhan, PKS terkesan mau enak sendiri.

"Sekarang mereka punya malu enggak? Sudah menolak, tapi menteri-menterinya bagikan BLSM? Intinya sederhana, mereka mau enaknya saja," ujar Ramadhan.

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Tifatul Sembiring.
 Ramadhan mengingatkan bahwa posisi ketiga menteri di dalam kabinet tidak bisa terlepas dari partai politik asalnya. Padahal, di awal koalisi, ada kesepakatan antara koalisi dengan partai-partai yang bergabung terkait jatah menteri.

"Menteri-menteri ini kan disodorkan nama-namanya sama partai. Terus, sekarang mereka bilang mau mewakafkan menteri bagaimana?" kata dia.

Seperti diketahui, dalam rapat paripurna, Senin (17/6/2013), Fraksi PKS memutuskan menolak RAPBN-P 2013. Sikap penolakan ini karena mereka tak sepakat dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dan dana kompensasi yang dialokasikan dakam RAPBN-P 2013. 

Sikap Fraksi PKS ini bertolak belakang dengan tiga menteri asal PKS di Kabinet Indonesia Bersatu II. Meski para menteri PKS mendukung kebijakan kenaikan harga BBM, namun keberadaan PKS di koalisi tetap tak diinginkan.

Sejumlah politisi Partai Demokrat bahkan meminta agar PKS tahu diri untuk mundur dari koalisi karena tak lagi sejalan. Jika PKS keluar dari koalisi, maka posisi ketiga menterinya pun terancam dicopot. Ketiga menteri itu yakni Menteri Pertanian Suswono, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Nasional
    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Nasional
    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com