Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar: Sikut-sikutan di Partai Sudah Biasa

Kompas.com - 23/06/2013, 16:11 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Golkar Mahadi Sinambela melihat aksi saling sikut di internal partai sudah lazim terjadi. Sehingga, ia pun tak terkejut saat keluhan masyarakat yang diterima Komisi Pemilihan Umum (KPU) digunakan untuk menjatuhkan caleg dari satu partai.

"Itu hal yang biasa masa orang nggak bisa nyikut. Orang punya sikut kan. Wajar kalau buat politik orang cari keuntungan," ujar Mahadi dalam diskusi di Jakarta, Minggu (23/6/2013).

Mahadi menuturkan, tahapan KPU yang menerima keluhan-keluhan masyarakat akan sosok caleg tidak akan menimbulkan masalah. Mahadi bahkan melihat hal tersebut bisa memberikan efek yang baik untuk menghasilkan caleg yang betul-betul bersih.

"Sepanjang orang itu kalau jadi caleg harus sudah bersih jejak rekamnya. Kalau tidak, ya coret saja jangan maju jadi caleg," tukas mantan Menteri Pemuda dan Olahraraga ini.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical mengingatkan kepada seluruh calon anggota legislatif Golkar untuk tetap solid. Pasalnya, dengan sistem Pemilu proporsional terbuka, akan terjadi persaingan, yang tak hanya dengan caleg parpol lain, namun juga sesama caleg Golkar.

"Terkadang persaingan di internal partai lebih seru daripada kompetisi antar partai. Saya ingin terus mengingatkan agar kita semua menjunjung kepentingan yang lebih besar, menjaga kehormatan partai, serta mengedepankan persahabatan di antara kita," kata Ical di Denpasar, Bali, kemarin.

Saat ini, KPU memang tengah membuka aduan masyarakat atas caleg-caleg yang masuk dalam DCS. Namun, keluhan itu ternyata tidak hanya datang dari masyarakat biasa, melainkan juga dari internal partai politik.

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengaku banyak menerima laporan terkait kandidat caleg yang masuk dalam DCS yang berasal dari pengurus parpol. Namun, ia tidak menyebutkan internal partai mana saja yang melaporkan para caleg yang diduga bermasalah.

Menurut Hadar, laporan dari internal parpol ini menunjukkan fenomena perseteruan antarinternal dan antar partai. Lapodan paling banyak menyoal para caleg yang masih menjabat posisi tertentu seperti pegawai negeri sipil (PNS) dan kepala desa.

"Ada juga persoalan etika dan moral. Dia suka marah-marah di lingkungannya, pernah merobohkan gapura. Bahkan ada yang mengatakan caleg ini tidak pantas karena model panas," ucap Hadar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com