JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang turun tangan langsung menangani persoalan internal Partai Demokrat mengundang reaksi dari Ketua Umum Partai Hanura Jenderal (Purn) Wiranto. Menurut dia, inilah bedanya Presiden SBY dan Soeharto.
Wiranto mengatakan, Soeharto saat menjadi Presiden juga adalah Ketua Dewan Pembina Golkar. Namun, ujar dia, Soeharto tak pernah lebih memikirkan partainya dibanding rakyat. "Presiden itu harus dapat hindarkan seluruh tindakan yang dianggap iri hati oleh parpol lain, dianggap tidak membina. Kan namanya saja Presiden Republik Indonesia, harus lepaskan jabatan di parpol," kata Wiranto di gedung Umar Ismail, Jakarta, Senin (25/2/2013).
Sebagai mantan ajudan Presiden Soeharto, Wiranto mengatakan tak pernah sekali pun Soeharto mengenakan baju partai. Menurut dia, Soeharto berlaku demikian agar tidak timbul masalah antara Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Jika seorang presiden sampai lebih memilih mengurus partai, ujar Wiranto, akan ada banyak masalah dan mengganggu stabilitas politik negara. "Seorang presiden adalah presiden rakyat Indonesia. Presiden adalah pembina seluruh partai. Siapa pun diberi jabatan publik, berakhir sudah loyalitas pada partai atau kelompok," tutur mantan Panglima ABRI (Pangab) itu.
Wiranto menambahkan, sudah waktunya Presiden SBY harus berkonsentrasi kepada rakyat, bangsa, dan negara. Perhatian kepada rakyat, menurut dia, adalah prioritas bagi seorang presiden. Mengurus rakyat, kata dia, tidak dapat dibarengi dengan mengurusi parpol. "Ngurus negara saja kadang 24 jam sudah tidak cukup, apalagi disambi ngurus partai," ujar Wiranto.
Seperti diberitakan, akhir-akhir ini, Presiden SBY telihat sangat sibuk mengurus partai Demokrat yang tingkat elektabilitasnya terus turun. Sabtu (23/2/2013), Presiden SBY bertindak selaku Ketua Majelis Tinggi partai pun sibuk mengurusi partainya saat Ketua Umum Partai Demokrat memutuskan mengundurkan diri.
Presiden SBY langsung memimpin rapat pada saat itu untuk menunjuk ketua umum sementara Partai Demokrat. Hasil dari rapat itu adalah penunjukan Max Sopacua, Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas, Johny Allen Marbun, dan Toto Riyanto sebagai Ketua Umum Sementara Demokrat.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Demokrat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.