Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Pertumbuhan Ekonomi untuk Kesinambungan Jaminan

Kompas.com - 29/11/2012, 23:58 WIB
M Zaid Wahyudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Ketika sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai diberlakukan 1 Januari 2014, maka pelaksanaan program tersebut tidak dapat dihentikan, meski pemerintahan berganti. Program JKN tidak bisa dihentikan hanya dengan alasan ada kesulitan fiskal. Untuk itu, pertumbuhan ekonomi harus dijaga agar demi menjaga keberlangsungan pelaksanaan JKN.

Hal itu diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S Alisjahbana di Jakarta, Kamis (29/11/2012). Ekonomi harus selalu tumbuh agar dana bantuan bagi penerima bantuan iuran bisa terus tersedia.

"Meski tingkat kemiskinan mulai turun dan ksejahteraan masyarakat meningkat, namun jumlah kelompok miskin dan rentan masih signifikan," katanya.

Saat ini, tercatat 76,4 juta jiwa orang yang menikmati bantuan Jaminan Kesehatan Masyarakat yang dijamin Kementerian Kesehatan dan 31,8 juta orang yang dijamin dalam Jaminan Kesehatan Daerah (jamkesda) oleh pemerintah daerah.

Namun sebagian yang tercakup dalam jamkesda adalah kelompok masyarakat mampu karena sejumlah daerah sudah menerapkan jaminan kesehatan semesta (universal health coverage) bagi seluruh rakyatnya, tanpa memandang status ekonomi mereka.

Saat pelaksanaan JKN yang akan diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan nantinya diperkirakan ada 96,4 juta orang penerima bantuan iuran (PBI). Kelompok PBI ini hanyalah fakir miskin dan orang tidak mampu.

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional Chazali H Situmorang mengatakan, besaran bantuan bagi PBI yang akan ditanggung pemerintah saat ini ditetapkan Rp 22.000 per orang per bulan. Namun, angka pasti PBI masih terus dikaji untuk menyesuaikan antara kebutuhan dana dengan ketersediaan anggaran negara.

Jika mengacu pada besaran iuran PBI sebesar Rp 22.000 per orang, maka negara membutuhkan Rp 25,4 triliun setiap tahun. Sejumlah lembaga swadaya masyarakat sebelumnya menilai dana tersebut tersedia sehingga pemerintah tak perlu ragu melaksanaan JKN.

Ini berarti hanya 1,5 persen dari total rencana belanja negara dalam APBN 2013 sebesar Rp 1.657,9 triliun. Sedang subsidi bahan bakar minyak untuk 2012 saja sudah mencapai Rp 123 triliun dan kemungkinan akan bertambah lagi hingga akhir tahun ini.

Armida menambahkan, saat ini ekonomi Indonesia tumbuh antar 6 persen-7 persen. Momentum ini harus dijaga agar tidak ada kesulitan fiskal nantinya dalam pelaksanaan JKN. Indonesia menargetkan untuk menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030 dan 6 besar dunia pada tahun 2050.

"Sistem Jaminan Sosial Nasional (meliputi jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, hari tua, pensiun dan kematian) adalah tanggung jawab negara," tegas Armida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com