JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengatakan, rentetan teror di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan teror yang saling berkaitan. Teror itu, kata dia, dilakukan oleh kelompok yang sama.
"Tapi saya tidak menyebutkan kelompok yang mana. Saya yakin ada kaitannya," kata Marciano di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/2012).
Marciano mengatakan, Kepolisian dibantu TNI tengah melakukan operasi penangkapan para pelaku. Untuk itu, dia tak mau berkomentar banyak mengenai kelompok itu, baik identitas maupun kekuatan. "Kita tunggu hasilnya. Nanti akan terjawab," pungkas dia.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, ada upaya dari kelompok-kelompok tertentu untuk mengacaukan situasi di Poso. Mereka, kata Djoko, ingin mengembalikan Poso seperti masa konflik dahulu.
Untuk antisipasi, kata Djoko, pihaknya menambah pasukan Kepolisian dibantu TNI ke Poso. Djoko kembali menghimbau agar masyarakat Poso tidak terprovokasi atas rangkaian teror di Poso dan ikut membantu menjaga keamanan.
Seperti diberitakan, Kepolisian telah menangkap dua orang, yakni Ibarahim dan Abu Bakar. Mereka disebut mengikuti pelatihan militer di kawasan Gunung Biru, Poso. Belum diketahui apakah keduanya terlibat dalam sejumlah teror di Poso.
Rentetan teror di Poso, yakni ledakan di Pos Lalu Lintas Kepolisian Poso, ledakan di depan rumah pegawai Dinas Pekerjaan Umum Okri Mamuaya, ledakan di sekitar Komplek Pertigaan Gereja Imanuel Taripa, serta pembunuhan dua anggota polisi.
Ikuti berita lengkapnya di topik "LEDAKAN DI POS POLISI POSO"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.