Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Buron Teroris Diduga Terlibat Aksi Teror Poso

Kompas.com - 23/10/2012, 22:33 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Republik Indonesia menduga dua teroris buronan polisi terlibat dalam pembunuhan dua polisi di Tamanjeka, Poso, dan aksi teror bom di Pos Polisi Poso, Sulawesi Tengah, yang terjadi beberapa waktu lalu. Keduanya yakni Santoso dan Taufik Bulaga alias Upik Langawa.

"Selain Santoso, Taufik Bulaga. Dia juga termasuk perakit bom. Patut diduga terlibat," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2012).

Keduanya telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh polisi sejak beberapa tahun silam. Santoso disebut pernah memimpin pelatihan militer di Poso. Santoso juga diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror, termasuk dalam aksi penembakan tiga anggota polisi di BCA, Palu, pada 25 Mei 2011.

Sementara Upik Langawa juga diketahui sebagai anggota jaringan teroris sekaligus ahli perakit bom. Upik juga disinyalir sebagai murid kesayangan Dr Azahari, tokoh teroris asal Malaysia yang telah ditembak mati di Batu, Jawa Timur, pada 2005. Azahari sendiri sebelumnya terlibat ledakan bom termos saat konflik di Poso, Sulawesi Tengah, pada 2005 serta bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009 lalu.

Selain itu, Upik juga diduga kuat terlibat aksi bom bunuh diri yang dilakukan Ahmad Yosepa Hayat di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah, pada 25 September 2011 lalu. Upik merupakan tersangka kasus Tentena, pembunuhan tiga siswi, pembunuhan pendeta, dan kerusuhan agama di Loki (Ambon).

Dari lima terduga pelaku yang ditangkap, tiga di antaranya telah dibebaskan karena tidak terbukti terlibat. Hingga saat ini, total yang telah diamankan sebanyak dua orang.

Menurut Boy, ada upaya kelompok tertentu untuk memperkeruh situasi keamanan di Poso. Masyarakat diminta tidak terprovokasi dengan rentetan peristiwa tersebut. 

Di samping itu, Boy menambahkan, daerah Poso diduga telah direncanakan menjadi tempat pelatihan militer kelompok teror. Kepolisian menduga kelompok tersebut sebelumnya juga terlibat pelatihan teror di Aceh.

"Mereka berharap ini daerah konflik, mudah-mudahan bisa dipakai basis daerah perjuangan, ternyata itu gagal. Kemudian mereka kembali ke sana (Poso) yang diharap bisa menjadi basis atau daerah," terang Boy.

Seperti diketahui, belakangan ini daerah Poso dilanda sejumlah aksi teror. Pertama, sebuah bom meledak sebanyak dua kali di Pos Lalu Lintas Kepolisian Poso, Senin (22/10/2012) pagi. Akibat ledakan tersebut, anggota Lalu Lintas Kepolisian Poso Bripda Rusliadi dan Muhammad Akbar, seorang petugas satpam Bank Rakyat Indonesia, terluka.

Sebelumnya, ledakan juga terjadi di depan rumah pegawai Dinas Pekerjaan Umum, Okri Mamuaya, di Kelurahan Kawua, Poso Kota Selatan, Selasa (9/10/2012) sekitar pukul 20.15.

Pada hari yang sama, ledakan terjadi pukul 21.15 WIT di sekitar Kompleks Pertigaan Gereja Imanuel Taripa, Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso. Namun, kepolisian belum dapat menyimpulkan serangkaian peristiwa tersebut terkait dua anggota polisi Poso yang ditemukan tewas di kawasan Tamanjeka, Poso, Selasa (16/10/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com