JAKARTA, KOMPAS.com — Jaringan kelompok teroris di Poso ingin menghidupkan konflik di daerah itu terjadi.
Aksi-aksi kekerasan di Poso selama ini tidak berdiri sendiri, tetapi serangkaian aksi teror untuk memprovokasi dan membuat konflik atau membuka "luka lama".
Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, di Jakarta, Senin (22/10/2012). "Sel-sel jaringan mereka di sana sudah terbentuk. Mereka dapat mengaktifkan sel-sel untuk memprovokasi dan menghidupkan konflik," kata Ansyaad.
Selama ini, menurut Ansyaad, kelompok teror di Poso merekrut orang dari Jawa, Medan, dan NTB untuk melakukan latihan aksi teror di daerah itu. Ia mengingatkan, pemerintah daerah juga perlu berperan mengawasi orang-orang dari luar Poso yang ingin membuat KTP.
Ansyaad menambahkan, konflik di Poso memang sudah tidak ada. Namun, Poso masih rawan dan dapat diprovokasi. Oleh karena itu, masyarakat di Poso diharapkan tidak terprovokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.