JAKARTA, KOMPAS.com- Wakil Presiden Republik Indonesia 2004-2009 Muhammad Jusuf Kalla, menjadi pembicara kehormatan dalam kongres tahunan Club Of Rome di Bucharest Rumania. Pertemuan yang dihadiri Jusuf Kalla tersebut, berlangsung pada tanggal 1 dan 2 Oktober 2012. Club of Rome adalah lembaga pemikir global yang didirikan di Roma tahun 1968, dengan fokus pada isu-isu besar dunia yang akan mempengaruhi arah peradaban dunia.
Anggota Club of Rome meliputi para pakar dari berbagai disiplin ilmu, pengusaha, politisi, diplomat, dan para pemimpin dunia. Beberapa anggota aktif di antaranya: Mikhail Gorbachev, Ratu Beatrix dari Belanda, Fernando Henrique Cardoso, dan Javier Solana. Staf khusus Jusuf Kalla, Egy Massadiah yang turut serta ke Bucharest, mengatakan, kedatangan Jusuf Kalla dalan forum bergengsi adalah untuk berbagi saran dan pemikiran JK bagi pembangunan global di masa depan.
Turut serta dalam rombongan Indonesia, antara lain Prof Dr Emil Salim, Iskandar Mandji, G Iskandar Sukma Alamsyah, dan Laura Munaba. Dalam konferensi di Bucharest tersebut, Jusuf Kalla sebagai salah satu pembicara utama mengingatkan bahwa kebudayaan besar dunia seperti Sumeria, Maya dan Inca musnah akibat kerusakan lingkungan. Hal yang sama tidak boleh terjadi lagi. "Krisis ekonomi global menunjukkan bahwa dalam era globalisasi ini, problem bisa menjalar keseluruh dunia secara cepat. Krisis juga mengajarkan betapa penting kerjasama antar negara untuk mengakhiri krisis" kata Jusuf Kalla, seperti dalam surat elektronik yang diterima Kompas, Senin (1/10/2012).
"Dalam konteks lingkungan, dunia ini ibarat mangkuk besar. Kita hanya bisa melestarikannya jika seluruh penduduk yang tinggal didalamnya turut menjaganya" tambahnya lagi. Terkait dengan kodisi Indonesia, JK menjelaskan bahwa dalam satu dekade terakhir, ekonomi Indonesia telah tumbuh rata-rata sekitar 6 persen per tahun, bahkan tahun 2102 kemungkinan akan tumbuh sebesar 6,5 persen disaat ekonomi global mengalami perlambatan.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pertumbuhan tersebut akan berkelanjutan. "Indonesia tidak bisa terus tumbuh dengan menggali lebih banyak batu-bara, memompa lebih banyak minyak dan gas, serta menanam lebih banyak kelapa sawit." ujar Jusuf Kalla. "Indonesia perlu lebih berkonsentrasi untuk memproduksi barang dan jasa bernilai tinggi" katanya lagi. Asia Strategis Club of Rome memandang Asia akan semakin memiliki peran strategis dimasa mendatang.
Dalam Konferensi di Bucharest, presiden Club of Rome menyatakan ketertarikannya untuk membuka kantor di dua negara kunci Asia, yaitu Indonesia dan China. Beberapa hasil pemikiran Club of Rome telah menjadi landasan penting dan bahkan merubah arah pemikiran global. Misalnya "Limit to Growth", yang diluncurkan tahun 1972, telah membuka mata dunia akan pentingnya menyelaraskan pemabangunan dan pelestarian alam untuk menjamin kesinambungan peradaban. Pemikiran ini merupakan salah satu landasan tercetusnya Rio+20, serta "The Inconvenient Truth" karya Al-Gore. Beberapa pemikiran besar lain diantaranya adalah "2052 - A forecast for the Next Forty Years", "Bankrupting Nature", dan "The Blue Economy".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.