Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Tetapkan Status Nazaruddin

Kompas.com - 05/06/2011, 21:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus segera menetapkan status yang jelas kepada politisi Partai Demokrat, M Nazaruddin. Dengan penetapan status yang jelas itu, Nazaruddin bisa dipanggil paksa.

"Kami tunggu status jelas bagi Nazaruddin oleh KPK karena dengan status tidak jelas, KPK tidak mungkin panggil paksa," ucap politisi ICW, Febri Diansyah, Minggu (5/6/2011), di kantor ICW, Jakarta.

Ia melanjutkan upaya-upaya lebih keras dan serius harus dilakukan KPK. "KPK sudah bisa mengawal dan memantau posisi Nazaruddin di mana saja. Jangan sampai KPK kecolongan, lakukan upaya panggil paksa," tutur Febri.

Dikatakannya, di dalam undang-undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), seorang saksi bisa dipanggil secara paksa. Namun, hingga kini belum ada pemanggilan bagi Nazaruddin karena status politisi Demokrat itu tidak jelas. Ketidakjelasan status Nazaruddin ini pun kemudian menjadi bola panas konsumsi politik.

"Harus segera ditetapkan statusnya. Jangan sampai perkara hukum ini jadi dibiaskan dengan konsumsi politik," tandas Febri.

Sebelumnya, surat pencekalan untuk Nazarudin, Yulianes, Oktarina Furi dilayangkan ke Kementerian Hukum dan HAM pada 24 Mei 2011. Di dalam surat itu tidak dijelaskan status Nazaruddin dalam perkara dugaan suap proyek wisma atlet Sea Games. Meski sudah dilayangkan pencekalan, sayangnya KPK kalah cepat. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu telah lebih dulu berangkat ke Singapura pada 23 Mei 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com