Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Laporkan Temuan soal Newmont ke KPK

Kompas.com - 25/05/2011, 10:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Corruption Watch menemukan potensi kerugian negara sebesar 237 juta dollar AS pada sektor penerimaan royalti dari PT Newmont Nusa Tenggara sepanjang 2004-2010. Koordinator ICW Danang Widoyoko mengungkapkan, perusahaan tambang mineral itu membayar royalti lebih rendah dari ketentuan. Berdasarkan Kontrak Karya Newmont dan peraturan pemerintah, total royalti yang harus dibayarkan Newmont untuk hasil emas, perak, dan tembaga senilai 382,2 juta dollar AS. Namun, laporan keuangan Newmont 2004-2010 memperlihatkan bahwa royalti yang dibayarkan hanya 138,8 juta dollar AS.

"Negara dirugikan dalam jumlah besar selama 2004-2010," kata Danang di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa (24/5/2011).

ICW melaporkan temuannya itu kepada KPK. Danang melanjutkan, ICW menghitung total royalti yang harus dibayarkan Newmont berdasarkan Pasal 13 Kontrak Karya PT Newmont untuk emas dan perak serta berdasarkan PP No 13/2000 dan PP No 45/2003 untuk tembaga. Mengacu pada kedua PP tersebut, royalti yang harus dibayar Newmont untuk tembaga sebesar 4 persen dari realisasi penjualan. Namun, lanjut Danang, karena ketentuan 4 persen itu tidak dicantumkan dalam Kontrak Karya Newmont, perhitungan royalti untuk tembaga mengacu pada ketentuan lain yang lebih rendah.

"Entah pakai aturan apa yang lebih kecil, pakai SK Dirjen (Surat Keputusan Dirjen Pertambangan Umum No 310/2001/DJP/2000, 24 Februari 200), sehhingga negara dirugikan dalam jumlah besar," katanya.

Padahal, lanjutnya, tembaga adalah penghasilan utama Newmont. "Harusnya (royalti tembaga) ada aturannya dengan kontrak, tidak hanya melalui negosiasi," ujar Danang.

Untuk itu, ICW meminta KPK melakukan investigasi terhadap penerimaan royalti Newmont tersebut. "Jadi, di balik ini pasti ada sesuatu. Dan tentu tugas KPK adalah menyelidikinya, minimal melakukan pengkajian," tandas Danang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com