Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Diminta Bentuk Tim Investigasi

Kompas.com - 17/05/2011, 11:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Baku tembak antara Tim Densus 88 Antiteror Polri dan dua terduga teroris, Sigit Qurdowi dan Hendrodi, di Jalan Pelajar Pejuang, Cemani, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (14/5/2011) pukul 01.15 WIB, mengakibatkan seorang pedagang angkringan bernama Nur Iman tewas tertembak.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI-P, TB Hasanuddin, meminta agar Polri membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kejadian tersebut, apakah terjadi karena kelalaian prosedur kepolisian atau tidak.

"Kepolisian harus membuat tim investigasi. Agar kronologis, seperti posisi teroris saat itu d imana, lalu, korban sipil juga, dan kondisi-kondisi lainnya. Agar kita bisa tahu secara jelas dan rinci apakah itu memang kelalaian, atau barangkali dalam keadaan di luar itu, katakanlah kondisi yang tidak memungkinkan," ujar Hasanuddin ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (17/5/2011).

Hasanuddin menuturkan, jika dalam penemuan bukti lapangan hal tersebut merupakan kelalaian, Polri harus memberikan sanksi terhadap anggotanya. "Jika memang ada kelalaian, ya, harus diberikan tindakan kepada oknum Densus 88 yang menembak itu," ujarnya.

Namun, menurut Hasanuddin, kemungkinan tertembaknya Nur Iman terjadi karena situasi yang gelap sehingga penembak tidak bisa membedakan wajah warga sipil dan teroris. Pasalnya, berdasarkan pengalamannya sebagai anggota TNI, kondisi situasi di lapangan sering kali sulit ditebak ketika berhadapan dengan kelompok-kelompok tersebut.

"Saya bukan membela, ya. Tentunya begini, walaupun ketika penggerebekan tersebut diyakini bahwa tidak ada warga sipil, seperti anak-anak, kemudian ibu-ibu, dan sebagainya, tetapi dalam keadaan gelap seperti itu barangkali agak susah. Ya, misalnya saja ketika dalam penggerebekan, orang membawa bungkusan saja, kan, bisa dikira dia membawa bom," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Hasanuddin, Polri harus cepat membuat tim investigasi untuk menuntaskan permasalahan tersebut. Menurut dia, hasil investigasi tersebut juga harus diumumkan kepada publik agar tidak terus menimbulkan polemik di masyarakat. "Tapi, barangkali juga nanti saya akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) agar kasus-kasus seperti ini bisa menjadi sebuah pembelajaran bagi mereka," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Pusdokkes Polri Komisaris Besar Anton Castilani dalam jumpa pers di Mabes Polri, Minggu (15/5/2011) kemarin, menyatakan, berdasarkan penuturan Kapolda Jawa Tengah Edward Aritonang, setelah sempat berkejar-kejaran dengan Tim Densus 88 Antiteror, Sigit dan Hendro melepaskan tembakan. Sayangnya, tembakan tersebut ada yang mengenai Nur Iman yang berada di tempat kejadian. "Yang bersangkutan (Nur Iman) akhirnya terkena tembakan saat kejadian itu," kata Anton

Sementara ini polisi baru menyita barang bukti dari para tersangka, yaitu dua senjata api jenis FN, satu jenis Baretta, satu granat manggis aktif, dan sekitar 100 peluru untuk FN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Nasional
    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Nasional
    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Nasional
    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com