JAKARTA, KOMPAS.com - DPR memutuskan terus berjalan dengan proyek pembangunan gedung baru beranggaran Rp1,138 triliun. Masukan dan kritik keras yang dilayangkan sebagian besar masyarakat tak mampu menyurutkan langkah para wakil rakyat untuk memiliki gedung baru.
Ungkapan kecewa, kesal, bahkan pasrah, dilontarkan para pembaca Kompas.com dalam kolom komentar di beberapa berita pasca DPR memutuskan melanjutkan pembangunan gedung baru. Apa saja komentar mereka?
Kusworo, yang mem-posting komentar pada Kamis (7/4/2011) pukul 19.41 mengatakan, "Bosenlah..!!terserah apa maunya para anggota dewan yg terhormat???".
Fransiskus Tulolo mengungkapkan kekecewaannya karena wakil rakyat ternyata tak mendengarkan opini yang dilontarkan publik selama ini. "Memang DPR sudah buta dan tuli, shg tidak lagi mau mendengar dan melihat keinginan Rakyat....waktu nya untuk unjuk perasaan apa yg kita inginkan !".
Komentar senada juga dituliskan Agus Susilo, yang teringat dengan perkataan mantan Presiden Abdurrahman Wahid tentang para anggota DPR. Apa kata Agus?
"Beginilah nasib bangsaku kalau wakil rakyat sudah tidak mempunyai kemampuan mendengar dan melihat rakyatnya...... semua yang dikatakan almarhum gus Dur tentang wakil rakyat semuanya benar walaupun dulu saya sempat tidak percaya sama Gus Dur ternya sekarang semua terbukti....kwalitas wakil rakyat kami ya seperti ini.... mana yang wakil partai mana yang wakil rakyat jelas sekarang....," demikian Agus.
Tetap teriak Seusai rapat konsultasi, Kamis (7/4/2011) petang, Wakil Ketua DPR Anis Matta berdalih, Dewan sudah merespons masukan publik terhadap rencana pembangunan gedung DPR. Respons itu, setidaknya, dengan melakukan efisiensi dari sisi anggaran.
"Secara umum, alasan (fraksi) yang menyetujui adalah semua kritikan dari masyarakat sudah diproses dalam rapat konsultasi 19 Oktober tahun lalu, mulai soal efisiensi, hingga aspek lainnya," kata Anis.
Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, meminta masyarakat mendukung keputusan DPR, dengan terus meneriakkan agar anggaran pembangunan gedung diturunkan. "Yang paling penting kan dukungan masyarakat bisa meneriakkan harga gedung lebih murah. Kami juga berharap harga gedung ini bisa lebih murah," ujar Pramono.
Menanggapi pernyataan Pramono ini, beberapa pembaca meresponsnya dengan berbagai komentar. "Kirain teriak turunkan harga apa, gak taunya harga gedung?? Oalah, kirain harga sembako," tulis Amir Saipudin.
Komentar Mohamad Idris Rozy lain lagi, "rakyat sdh capek bos berteriak pada pemimpin yg budek, bos wakil kami tapi tidak keras teriaknya membela kami," katanya.
Bagaimana dengan Anda, masih mau berteriak?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.