JAKARTA, KOMPAS.com - Meski mendapatkan kritik keras dan gugatan di ranah hukum, hingga hari ini DPR masih bertahan dengan rencananya tersebut. Pekan lalu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, Presiden SBY yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat salah satu penentu berlanjut atau tidaknya pembangunan gedung 36 lantai itu. Bagaimana tanggapan Istana?
Pihak Istana belum mau mengomentari kontroversi dan pro kontra yang mewarnai rencana pembangunan gedungberbiaya Rp1,138 triliun tersebut.
"Wah, saya belum mau memberikan komentar soal itu," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/4/2011).
Selain SBY, Jusuf Kalla juga menyebut Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie turut menjadi penentu kelanjutan rencana pembangunan gedung baru DPR RI.
"Saat ini cuma dua yang menentukan, yaitu Demokrat dan Golkar. Begitu Pak SBY mengatakan tidak, pasti semua taat. Masak tidak taat? Begitu juga ketika Pak Ical katakan tidak, ya tidak. Selesai," kata JK.
Sebelumnya, "Ical" mengatakan, dirinya mendukung rencana pembangunan gedung baru DPR yang saat ini tengah bergulir di DPR. Gedung DPR yang ada saat ini dipandang tak dapat menampung para wakil rakyat yang berjumlah 560 orang.
"Saya kira perlu, tapi enggak perlu semewah itu," kata Ical.
Lantas, apa ukuran "tidak mewah" yang dimaksudnya? Ical tak menjawab secara lugas.
Ia hanya mengatakan, pembangunan gedung DPR mengedepankan aspek fungsional. Selanjutnya, ketika ditanya berapa nilai pembangunan gedung DPR yang menurutnya tak perlu mewah, Ical hanya menjawab singkat,
"Tidak perlu pakai angka". Biaya senilai Rp 1,2 triliun dipandang angka yang fantastis. Indonesia Budget Center pernah mengungkapkan, angka sekitar Rp 1,2 triliun ini setara dengan: 1. Dana untuk BOS SMP bagi 2,02 juta siswa. Berdasarkan kebijakan BOS Tahun 2010, dana BOS SMP Rp 575.000 per tahun 2. Dana pembangunan 16.000 ruang kegiatan belajar atau kelas baru. Sekitar 16.000 kelas baru ini dapat menampung setidaknya 640.000 siswa (dengan asumsi 1 ruang kelas dapat menampung 40 siswa).
Berdasarkan Permendiknas 19/2010, standar biaya 1 ruang kelas baru sekitar Rp 80 juta. 3. Dana bagi 19,5 juta peserta Jamkesmas baru (biaya Jamkesmas saat ini sekitar Rp 66.700 per tahun). 4. Dana untuk membangun 21.000 unit rumah baru di Wasior, Padang, Mentawai, dan Yogyakarta. Berdasarkan desain dari Teknik Sipil ITS, biaya pembangunan satu unit rumah baru sekitar Rp 60 juta. 5. Dana untuk menaikkan subsidi pupuk sebesar 8 persen. Subsidi pupuk 2011 sebesar Rp 16,3 triliun, atau turun 11 persen dibandingkan tahun 2010 (Rp 18,4 triliun).
Baca juga: DPR Resmi Digugat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.