Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Juni

Kompas.com - 12/01/2011, 22:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengingatkan agar warga senantiasa waspada mengingat cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan berlangsung hingga Juni mendatang di Indonesia. Cuaca ekstrem itu bisa menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah yang memang rawan bencana.

Oleh sebab itu, pemerintah daerah, khususnya daerah yang wilayahnya termasuk kawasan bencana dengan warna merah, diharapkan untuk selalu mempersiapkan diri. Peta rawan bencana dengan tiga warna, yaitu merah, hijau, dan kuning, yang telah dibagikan diharapkan dapat ditindaklanjuti untuk pegangan antisipasi terjadinya bencana.

Hal itu diingatkan oleh Gusti Muhammad Hatta kepada pers seusai rapat tentang keselamatan transportasi laut dan penyeberangan terkait dengan cuaca ekstrem di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (12/1/2011).   

"Sekarang ini, cuaca dan iklim sudah tidak bisa diprediksi lagi. Jadi, tidak ada jalan lain kecuali pemerintah daerah dan warga senantiasa bersiaga untuk mengantisipasinya. Kita perkirakan sampai Juni mendatang cuaca ekstrem masih terjadi," tandas Gusti Muhammad Hatta.

Menurut Gusti Muhammad, pihaknya sudah memberikan peta rawan bencana ke seluruh daerah. Seperti banjir bandang Wasior, Teluk Wondama, dan Papua Barat sebenarnya sudah tergambar dalam peta rawan bencana yang berwarna merah.

"Akan tetapi, itulah yang terjadi. Oleh karena itu, kita harapkan setiap pemerintah daerah dapat bersiaga untuk menghadapi cuaca ekstrem tersebut," tambahnya.

Gusti Muhammad juga berharap, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dapat terus menginformasikan perubahan cuaca kepada masyarakat dan pemerintah daerah.   

 

Dunia belum punya solusi

Sementara di tempat yang sama, Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat menyatakan, cuaca ekstrem yang terjadi di Australia dan menyebabkan banjir bandang baru-baru ini dan cuaca ekstrem di Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa dunia belum memiliki solusi untuk mengantisipasi perubahan iklim yang terjadi sekarang ini.

Oleh sebab itu, Wapres Boediono saat bertemu dengan Duta Besar Australia yang baru, Greg Moriarty, menyatakan keprihatinannya dengan bencana yang menimpa Australia.

"Banjir bandang yang terjadi di Australia juga merupakan dampak cuaca ekstrem yang belum bisa ditemukan solusinya oleh umat manusia," ujar Yopie, yang ikut mendampingi pertemuan Wapres dengan Dubes Australia di Istana Wapres, Jakarta.

Menurut Yopie, apa yang terjadi di Australia juga peringatan bagi bangsa-bangsa di dunia lainnya untuk senantiasa mengantisipasi dan bersiap-siap menghadapi terjadinya bencana alam akibat cuaca ekstrem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com