Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI: Publik Merindukan Orde Baru

Kompas.com - 19/05/2010, 21:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah 12 tahun rontoknya ikon rezim Orde Baru, Presiden Soeharto, publik ternyata merindukan kembalinya sosok pemimpin macam Soeharto. Hanya 16,9 % dari responden yang merasa kondisi di era reformasi lebih baik.

Jauh lebih banyak, 44,5%, yang menyatakan justru kondisi di era Orde Baru lebih baik. Salah satu penyebabnya, reformasi yang sudah 12 tahun berjalan belum menguntungkan ekonomi rakyat. Mereka menganggap ekonomi di era Orde Baru bahkan  lebih baik.

Tapi tunggu dulu, itu sekadar hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang diselenggarakan selama 1-5 Mei 2010, dengan 1.000 responden di seluruh Indonesia.

"Metode riset yang digunakan multi stage random sampling dan wawancara tatap muka dengan margin of error 3,2 %." ujar Direktur Eksekutif LSI, Denny JA, dalam keterangan persnya, Rabu (19/5/2010).

Menurut dia, mereka yang tak puas dengan reformasi ini cukup menyebar di berbagai level pendidikan, pendapatan dan teritori. Makin rendah tingkat pendidikan responden, semakin mereka tak puas dengan reformasi.

Di mata responden, reformasi lebih baik hanya untuk isu penegakan hukum dan kebebasan politik. "Keamanan, sosial, apalagi ekonomi, era Orde Baru dianggap lebih baik. Ini lampu kuning bukan hanya untuk pemerintahan SBY-Boediono, tapi juga bagi pejuang demokrasi," kata Denny.

Ia menafsirkan, publik memilih demokrasi tak hanya karena ingin kebebasan politik yang lebih besar dibandingkan di era Orde Baru. Publik ingin juga demokrasi membawa kemajuan ekonomi.

"Jika demokrasi tak kunjung berhasil membawa kemajuan ekonomi, bukan mustahil legitimasi atas sistem demokrasi itu sendiri yang dipertaruhkan," Denny menjelaskan.

Di banyak negara yang mengalami transisi demokrasi, imbuhnya, berkurangnya legitimasi demokrasi dapat membawa demokrasi menjadi berkurang kualitasnya secara perlahan. Bukan mustahil pula, mereka merindukan kembali tampilnya orang kuat yang tidak demokratis tapi bisa membawa kemajuan ekonomi.

"Memperingati dua belas tahun reformasi, patut direnungkan format politik demokrasi yang lebih membuat politik stabil, yang berujung pada kemajuan ekonomi," katanya.

Ia juga usul, electoral threeshold dalam Pemilu 2014 dapat dinaikan menjadi 5 %-7 % agar semakin sedikit partai politik di DPR. Ini dapat membuat politik di DPR lebih terkendali," katanya.

Pemerintah, imbuhnya lagi, harus juga lebih memberikan perlindungan kepada kementerian ekonomi agar tidak banyak diganggu oleh pertikaian politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com