JAKARTA, KOMPAS.com — Kicau burung mulai meramaikan suasana kediaman almarhum KH Abdurrahhman Wahid, Kamis (31/12/2009) pagi. Rupanya, ketujuh burung kesayangan Gus Dur ini ingin turut mengantarkan kepergian tuannya menuju ketenangan. "Gus Dur memang suka burung, yang ini kesayangan Gus Dur," ujar Hisbullah, seorang santri yang turut merawat burung peliharaan Gus Dur.
Sebelum tuannya diberangkatkan ke Jombang, burung-burung yang terdiri dari jenis murai batu, cicak hijau, jalak bali, dan beo ini diamankan di sebuah bangunan tertutup di depan rumah utama Gus Dur, Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Timur, agar tidak mengganggu upacara pelepasan jenazah Gus Dur.
Tak lama setelah Gus Dur diberangkatkan ke tempat peristirahatannya, burung-burung ini mulai meramaikan teras rumah utama. "Setiap pagi mereka dikasih makan. Dulu sih pagi Pak Gus Dur sering lihat burung. Akhir-akhir ini tidak," ujar Onit, salah satu karyawan rumah Gus Dur, saat mengeluarkan burung-burung dan memberi makan burung.
Alunan ayat suci Al Quran mulai terdengar dari rumah utama kediaman Gus Dur. Saat santri mulai membacakan alunan ayat Al Quran, burung-burung kesayangan Gus Dur nampak lebih tenang seolah turut mendengarkan alunan ayat suci.
Kediaman mantan Presiden RI ini nampak sepi. Hanya beberapa orang santri dan pihak keluarga mengikuti pengajian yang digelar di rumah utama. Karangan-karangan bunga bertuliskan bela sungkawa masih menghiasi pintu rumah utama. Tak lama sebelum ini, sebuah karangan bunga besar yang harum mawar, lili, anggrek, dan dahlia dengan nama pengirim Sesmenko Polhukam tiba di depan rumah utama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.