Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teroris Salah Menafsirkan Jihad dalam Al Quran

Kompas.com - 20/08/2009, 10:32 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Sosiolog keislaman, Prof Dr Nur Ahmad Fadhil Lubis, menyatakan, terjadi salah penafsiran terhadap ayat Al Quran dan hadis tentang jihad yang dilakukan kelompok teroris sehingga menjadikannya sebagai landasan aksi.
    
"Namun, ada juga kemungkinan jihad dijadikan kambing hitam untuk membenarkan aksi terorisme," katanya di Medan, Kamis (20/8).
    
Menurut Fadhil Lubis, dalam Al Quran dan hadis memang ada beberapa ayat yang menceritakan tentang perlunya jihad di kalangan umat Islam. Namun, dalam Al Quran dan hadis itu dijelaskan mengenai situasi seperti apa yang dibutuhkan jihad dan ajaran Islam untuk selalu menjaga kedamaian yang telah tercipta.
    
Jadi, intinya, kata dia, dalam Al Quran dan hadis ada ayat-ayat tentang ketentuan dalam suasana perang dan masa damai.
    
Diduga, kelompok yang terlibat dalam aksi terorisme itu hanya membaca ayat tentang jihad dalam perang, tetapi melupakan ketentuan lain dalam Al Quran mengenai masa damai. Namun, ada juga indikasi kelompok teroris itu menggunakan istilah jihad untuk membenarkan aksi mereka, kata guru besar IAIN Sumatera Utara itu.
    
Sayangnya, kata dia, masih ada kelompok masyarakat yang masih menerima doktrin jihad yang salah itu. Kondisi itu disebabkan banyaknya masyarakat yang pengetahuannya masih rendah, khususnya pemahaman dalam bidang agama.
    
Bahkan, kelompok di kalangan masyarakat banyak yang belum mampu membaca Al Quran, apalagi untuk menafsirkannya sehingga peluangnya besar untuk diberi doktrin yang salah. "Karena mereka tidak mampu membaca Al Quran, jadi orang lain yang membacakannya, termasuk memberi penafsirannya," kata Lubis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com