LAMONGAN, KOMPAS.com — Banyaknya korupsi dan bocornya uang negara membuat calon wakil presiden Prabowo Subianto tergerak untuk memperbaiki kondisi Indonesia. Keinginan yang baik dan tulus tersebut sering diganjal dan dijegal lawan-lawannya. Tidak jarang para kadernya mendapat ancaman.
"Mungkin kita terlalu baik," ujar Prabowo saat bertemu dengan pendukung Mega-Pro, terutama HKTI, nelayan, dan tokoh masyarakat Lamongan di Gedung Graha Bhinneka Karya Korpri Lamongan, Rabu (24/6).
Prabowo menilai, banyaknya maling dan bandit-bandit yang terus menggerogoti uang rakyat akan dilawannya. "Harus dilawan, mungkin kita terlalu baik. Kita kayaknya harus menunjukkan taring. Nanti orang Lamongan saya hubungi. Massa PDI-P dan Gerindra se-Jabotabek masih solid," tegasnya.
Sejauh ini ada uang Rp 400 triliun belum ada laporannya. "Keuangan kita bocor dan tidak tinggal di Indonesia. Kalau uang kita ada di Indonesia, pupuk pasti tersedia, gaji kepala desa tidak jelas dan banyak lapangan pekerjaan," ujarnya disambut tepuk tangan ratusan pendukungnya.
Prabowo sengaja mau terjun ke dunia politik karena ingin menyelamatkan kekayaan negara. "Saya ingin menyelamatkan bangsa sebab kekayaan bangsa mengalir terus ke luar negeri sehingga kita tidak pernah makmur. Dan hanya segelintir kelompok atau orang yang menikmati kekayaan tersebut," katanya.
Ia lantas melanjutkan bahwa kalau rakyat ingin berubah maka harus menentang kebijakan pemerintah saat ini.
"Sebab BLT ternyata uang pinjaman. Tahun 2010 BLT tidak ada lagi. Jadi BLT hanya ada di pemilu," tegasnya.
Selama ini banyak orang yang menyangka kalau Prabowo orang gila yang tidak tahu soal ekonomi dan banyak orang mengejek dirinya karena tidak punya gelar. "Tapi saya pelaku ekonomi dan tahu persis ke mana uang yang mengalir. Banyak orang pinter tapi enggak mau tahu soal larinya uang kita. Sudah 11 tahun tetap ekonomi ya seperti ini, kalau enggak bisa pimpin ya mundur," tegasnya.
Kepada massa pendukungnya, Prabowo menyarankan agar kalau ada yang memberikan uang ambil saja uangnya. "Enggak usah merasa utang budi, sebab itu uang rakyat," lanjutnya. "Enggak mungkin kalau bukan uang hasil korupsi dibagi-bagi," paparnya.
Prabowo kemudian mengingatkan bahwa ada pasangan lain yang tetap ingin melanjutkan program yang jelas-jelas gagal. Untuk pasangan seperti itu, sebaiknya ditolak saja. "Mana katanya pendidikan murah, harga kian mahal. Gitu kok diteruskan dan harus kita tolak," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.