Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Tidak Punya Gelar tapi Saya Tahu Ekonomi!

Kompas.com - 24/06/2009, 18:46 WIB

LAMONGAN, KOMPAS.com — Banyaknya korupsi dan bocornya uang negara membuat calon wakil presiden Prabowo Subianto tergerak untuk memperbaiki kondisi Indonesia. Keinginan yang baik dan tulus tersebut sering diganjal dan dijegal lawan-lawannya. Tidak jarang para kadernya mendapat ancaman.

"Mungkin kita terlalu baik," ujar Prabowo saat bertemu dengan pendukung Mega-Pro, terutama HKTI, nelayan, dan tokoh masyarakat Lamongan di Gedung Graha Bhinneka Karya Korpri Lamongan, Rabu (24/6).

Prabowo menilai, banyaknya maling dan bandit-bandit yang terus menggerogoti uang rakyat akan dilawannya. "Harus dilawan, mungkin kita terlalu baik. Kita kayaknya harus menunjukkan taring. Nanti orang Lamongan saya hubungi. Massa PDI-P dan Gerindra se-Jabotabek masih solid," tegasnya.

Sejauh ini ada uang Rp 400 triliun belum ada laporannya. "Keuangan kita bocor dan tidak tinggal di Indonesia. Kalau uang kita ada di Indonesia, pupuk pasti tersedia, gaji kepala desa tidak jelas dan banyak lapangan pekerjaan," ujarnya disambut tepuk tangan ratusan pendukungnya.

Prabowo sengaja mau terjun ke dunia politik karena ingin menyelamatkan kekayaan negara. "Saya ingin menyelamatkan bangsa sebab kekayaan bangsa mengalir terus ke luar negeri sehingga kita tidak pernah makmur. Dan hanya segelintir kelompok atau orang yang menikmati kekayaan tersebut," katanya.

Ia lantas melanjutkan bahwa kalau rakyat ingin berubah maka harus menentang kebijakan pemerintah saat ini.

"Sebab BLT ternyata uang pinjaman. Tahun 2010 BLT tidak ada lagi. Jadi BLT hanya ada di pemilu," tegasnya.

Selama ini banyak orang yang menyangka kalau Prabowo orang gila yang tidak tahu soal ekonomi dan banyak orang mengejek dirinya karena tidak punya gelar. "Tapi saya pelaku ekonomi dan tahu persis ke mana uang yang mengalir. Banyak orang pinter tapi enggak mau tahu soal larinya uang kita. Sudah 11 tahun tetap ekonomi ya seperti ini, kalau enggak bisa pimpin ya mundur," tegasnya.

Kepada massa pendukungnya, Prabowo menyarankan agar kalau ada yang memberikan uang ambil saja uangnya. "Enggak usah merasa utang budi, sebab itu uang rakyat," lanjutnya. "Enggak mungkin kalau bukan uang hasil korupsi dibagi-bagi," paparnya.

Prabowo kemudian mengingatkan bahwa ada pasangan lain yang tetap ingin melanjutkan program yang jelas-jelas gagal. Untuk pasangan seperti itu, sebaiknya ditolak saja. "Mana katanya pendidikan murah, harga kian mahal. Gitu kok diteruskan dan harus kita tolak," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com