Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY, Buku dan TIME

Kompas.com - 11/05/2009, 21:17 WIB

Judul Buku : Indonesia Unggul
Penulis  : Dr. Susilo Bambang Yudhoyono
Editor  : Dino Patti Djalal
Penerbit  : PT. Buana Ilmu Populer
Hak Cipta : Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional
Tebal   : 335 halaman
Harga   : Rp. 65.000

Kemenangan Partai Demokrat pada pemilu legistatif 2009 ini tidak terlepas dari sosok incumbent Dr. Susilo Bambang Yudhoyono atau kita menyebutnya SBY pasca pilpres 2004.  Sebuah kemenangan yang tentunya tidak datang tiba-tiba, tanpa perhitungan dan tanpa skenario politik yang matang yang disertai komunikasi visual maupun audiovisual yang lengkap dan paripurna. Kemenangan yang oleh juru bicaranya (Dr. Andi Malarangeng) dikatakan kemenangan yang bukan segalanya “karena itu harus dianggap sebagai amanah yang dipegang teguh. Sebab kemenangan juga bisa berubah menjadi kekalahan, dan itu bisa kita lihat dari pemilu ke pemilu. Menjadi pemenang juga ada etikanya, agar terus bisa menjadi pemenang. Menjadi pemenang bagi semua, pemenang yang rendah hati, pemenang yang amanah, niscaya akan membawa pada kemenangan berikutnya”(Kilometer 0,0).

Saya melihat kemenangan Demokrat dan bisa diramalkan akan berdampak pada pilpres nanti tidak dapat dilepaskan dari kemampuan SBY dalam “mengomando” pasukan disekitarnya untuk membuat dan melahirkan buku walaupun mungkin tidak secara langsung “diperintah”, tapi itulah balas budi yang diwujudkan oleh Dr. Andi Malarangeng dengan buku Kilometer 0,0 (kumpulan tulisan di Jurnas), dan Dr. Dino Patti Djalal dengan Harus Bisa! (yang sempat diekpose disebuah stasiun TV), SBY Sang Demokrat, Segalanya Untuk Rakyat, dan masih ada beberapa buku lainnya yang bercerita tentang sosok SBY baik secara pribadi maupun seorang pemimpin bangsa besar Indonesia plus satu album karya SBY. (lihat http://www.sbypresidenku.com/referensi#.& http://www.presidensby.info/)

"INDONESIA UNGGUL" adalah buku ketiga karya SBY yang merupakan versi Bahasa Indonesia dari buku keduanya Indonesia On The Move. Buku setebal 335 halaman ini berisi kumpulan pidato dan artikel SBY yang pernah dibacakan dalam berbagai forum atau dimuat di media internasional. Dalam keterangannya SBY dengan jelas mengatakan bahwa buku ini dibantu oleh Dr. Dino "Buku ini merupakan kumpulan pidato saya. Dalam penulisannya saya dibantu saudara Dino Pati Djalal dan juga mendapat masukan dari banyak pihak", (Jakarta, Desember 2008).

Dalam peluncuran buku ini, Sang Presiden juga mengatakan, "Dari segi substansi, pikiran-pikiran dasar memang saya hadirkan sebagai alat komunikasi saya, baik kepada masyarakat global maupun di kalangan dalam negeri sendiri. Kumpulan dari pidato dan artikel saya yang saya hadiri di berbagai forum dan berbagai media terutama media internasional ... " "Saya menyampaikan banyak hal tentang Indonesia. Di buku ini saya banyak berbicara tentang demokrasi. Orang mengatakan demokrasi di Indonesia masih muda. Barangkali benar, tapi kita berada di jalur yang tepat untuk terus memekarkan demokrasi kita. Saya juga banyak menyampaikan tentang Islam. Kita sampaikan ajaran yang benar tentang Islam agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang Islam," ini artinya komunikasi yang Indonesia pergunakan di kancah Internasional telah merambah pada betuk buku yang selama ini belum banyak Indonesia lakukan.

Terlepas dari hal tersebut, secara substansial buku ini sangat menarik baik bagi para akademisi, mahasiswa maupun praktisi pun demikian dapat dipakai pegangan untuk para birokrat dan politisi, kenapa? karena kandungan isi buku ini mencakup dan membahasakan Indonesia kontemporer dimana Indonesia dibaca dari “kacamata Istana Negara”. Beberapa hal menarik yang membuat bangsa ini dibangunkan dan tersadarkan seperti kutipan SBY dari “Tujuh Dosa Sosial” (Seven Sosial Sins) yang tertulis di dinding makam Mahatma Gandhi yang berbunyi politik tanpa prinsip, harta tanpa usaha, kenikmatan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan. Saya membayangkan kalau saja ini menjadi prilaku kita baik berbangsa maupun bernegara, akan berjayalah kemanusiaan Indonesia.

Dan sebagai anak bangsa, SBY mampu memompa semangat anak bangsa lainnya untuk mulai berbuat, SBY berkata bangsa yang cerdas dalam era globalisasi bukan bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang secara cerdas mampu mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia di arena global itu. Don’t be a loser, jangan mau jadi orang yang kalah, mari kita menjadi pemenang, to be a winner dalam globalisasi ini.  Dari situlah SBY berkeyakinan dalam siar regional dan internasional Asia Tenggara suatu saat nanti akan bertransformasi hingga suatu titik dimana kita bias benar-benar mewujudkan impian kita itu- ASEAN Vision 2020 “kesatuan padu diantara Negara-negara Asia Tenggara, yang berorientasi pandang keluar, hidup dalam perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran, terjalin bersama dalam kemitraan, dalam pembangunan yang dinamis, dan di dalam komunitas masyarakat yang saling peduli.

Saya tetap melihat buku ini mempunyai gaung internasional, satu pidato di tahun 2005 di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, SBY tegas mengatakan negara-negara berkembang harus mempunyai tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), memberantas korupsi, menggunakan sumber-sumber mereka yang terbatas secara efisien, dan merencanakan serta menerapkan strategi-strategi pembangunan yang tepat. Sementara itu Negara-negara maju terus memenuhi komitmen mereka dalam suatu kemitraan global untuk pembangunan yang tulus dan saling menguntungkan. Untuk keamanan global, kita perlu suatu Dewan Keamanan yang telah direformasi dengan keanggotaan yang mencerminkan realitas global. Kawasan Asia-Pasifik, tempat tinggal lebih dari separuh penduduk dunia dan tempat lahirnya peradaban-peradaban kuno dan agama-agama besar, haruslah mendapat lebih banyak kursi di Dewan Keamanan.

SBY punya formula untuk mereformasi PBB yaitu Anggota Tetap yang harus dipilih berdasarkan criteria yang tepat, harus menghilangkan hak veto, perlunya pelucutan senjata dan non-proliferasi yang mengarah pada penghapusan senjata pemusnah masal, perlunya suatu Komisi pembangunan Perdamaian (peace-building commission), perlunya konsensus untuk melindungi genosida, pemusnahan etnis, dan kejahatan terhadap kemanusiaan, perang melawan terorisme dengankerjasama internasional, perlunya dialog antar umar beragama, pemberdayaan Dewan Ekonomi dan Sosial, perlunya Dewan Hak-Hak Azasi Manusia yang tidak boleh dipolitisasi dan bebas standar ganda. Dan berkaitan dengan hal tersebut Indonesia mendesak agar reformasi PBB dilakukan secara komprehensif, tahap demi tahap dan berkelanjutan. Inilah bukti Indonesia terus menjadi negara demokrasi kuat di dunia.

Saya berkeyakinan penunjukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi orang yang paling berpengaruh di dunia oleh majalah TIME adalah berkat usaha SBY dalam mencitrakan Indonesia di dunia internasional, dan buku ini adalah salah satunya. SBY disejajarkan dengan Presiden AS Barack Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Inggris Gordon Brown, dalam kategori Leaders and Revolutionaries. Dr. Andi Malarangeng menulis bahwa “Anwar Ibrahim, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia yang sekarang menjadi pemimpin oposisi utama Malaysia, dalam tulisan pengantarnya tentang SBY di majalah TIME, tentang pemilihan SBY sebagai TIME 100 menganggap Indonesia mengalami kemajuan besar selama pemerintahan Presiden SBY. Indonesia sekarang adalah salah satu negara demokrasi paling maju di Asia, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Indonesia dianggapnya bisa menjadi model bagi negara-negara berpenduduk Muslim di dunia yang sukses menjalankan demokasi dan pembangunan ekonomi bersama-sama. Dan kepemimpinan Presiden SBY tidak terpisahkan dari kemajuan tersebut”.  Dengan penghargaan dan prestasi pemerintahan SBY memang diakui masih banyak pekerjaan bangsa yang harus diselesaikan segara dan SBY meyakini itu dibuku yang diseling beberapa foto seputar kegiatan presiden ini. Diakhir SBY tahu falsafah lirih yang berkata ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sakti tanpa aji-aji, setapak perjalanan sang presiden telah terdokumentasikan dan bangsa Negara Indonesia menunggu langkah bijak selanjutnya!©

Peresensi: Engkos Kosnadi (Pendiri Kaoem Dewantara Institute, Mantan PU Majalah Pendapa Tamansiswa)
Blog : http://ramaprabu.multiply.com
e-mail : lord.ramaprabu@yahoo.co.id
Contac : 081321780781

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com