Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Adanya Anggaran Ganda

Kompas.com - 02/03/2009, 04:13 WIB
BANDUNG, MINGGU - Pemerintah pusat dan daerah harus waspada dalam mengalokasikan anggaran untuk bantuan penyelenggaraan pemilu, meski sudah ada payung hukumnya. Jangan sampai anggaran yang dialokasikan setelah payung hukum ini terbit malah bertumpang-tindih dengan anggaran yang sudah ada.

Payung hukum bantuan itu, adalah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilu 2009.

"Anggaran ganda adalah kejahatan keuangan negara dan harus ditindak tegas. Karena itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus berhati-hati. Dukungan APBD untuk kegiatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) boleh-boleh saja, meski konsolidasi anggaran akan menjadi rumit," kata Ketua Pusat Pengkajian Otonomi Daerah Universitas Brawijaya, Malang, Ibnu Tricahyo, Sabtu (28/2).

Perpres 4/2009 yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diumumkan Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Jumat lalu di Jakarta.

Dalam Perpres itu disebutkan pemerintah dan pemerintah daerah membentuk tim koordinasi untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu. Tugas tim ini adalah sosialisasi peraturan terkait Pemilu, membantu distribusi logistik Pemilu, monitoring penyelenggaraan Pemilu, dan kegiatan lain yang diperlukan.

Anggaran untuk kegiatan tim koordinasi ini diambil dari APBN atau ABPD sesuai tingkatan institusi itu. Mendagri juga mengingatkan supaya tidak ada alokasi anggaran ganda dalam kegiatan yang dibiayai APBD.

Di Bandung, Jawa Barat, Sabtu, Kepala Subdirektorat Fasilitasi Pemilu Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen Dalam Negeri Bahrum Alamsyah Siregar menjelaskan, kalau pembahasan APBD sudah selesai, pemerintah daerah bisa mengadakan rapat koordinasi untuk mengeluarkan dana taktis.

Soal apa saja indikator KPU memerlukan bantuan dalam menyelenggarakan Pemilu, hal itu tidak disebutkan tegas dalam Perpres 4/2009. Di lini mana saja bantuan akan diberikan, pemerintah juga baru memprediksi pada masalah sosialisasi dan distribusi logistik di daerah sulit dijangkau, seperti di Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, Pulau Natuna, dan Aceh Barat.

Kepala Pusat Penerangan Departemen Dalam Negeri Saut Situmorang menambahkan, kebutuhan yang masih harus dibantu oleh tim koordinasi memang belum ditentukan secara rigid. Hal itu akan ditetapkan bersama KPU dan tim koordinasi. (ina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com