JAKARTA, KOMPAS – Walau mengaku keberatan terhadap penilaian sejumlah pihak yang menganggap proses reformasi internal di tubuh TNI terhenti, mantan penjabat Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto dalam pidato sambutannya membenarkan masih ada sejumlah agenda reformasi di tubuh TNI yang membutuhkan kesabaran, waktu, serta konsistensi yang tinggi.
Hal itu menurut Djoko Suyanto, terutama terkait proses reformasi aspek kultural TNI. Pernyataan itu disampaikannya, Selasa (8/1), seusai menyerahterimakan jabatan Panglima TNI yang telah dijabatnya selama 23 bulan ke penjabat baru Jenderal Djoko Santoso. Upacara digelar di Mabes TNI Cilangkap.
“Kami (TNI) telah berbuat banyak dalam melanjutkan agenda reformasi internal dengan terus berupaya sungguh-sungguh menjalankan paradigma baru, dengan menempatkan TNI pada kewenangan dan tataran sesuai UU,” ujar Djoko Suyanto.
Lebih lanjut Djoko Suyanto menilai, mereka yang menganggap reformasi internal TNI tidak berjalan sebagai pihak yang mencoba menafikan komitmen dan perubahan yang telah dijalankan TNI hingga saat ini. Proses itu menurut dia memang masih belum selesai dan akan tetap berjalan.
Seusai upacara serah terima jabatan, penjabat Panglima TNI baru Jenderal Djoko Santoso mengatakan untuk meningkatkan keberhasilan reformasi internal TNI, terutama terkait aspek kultural, hal itu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu intensifikasi kepemimpinan dan pendidikan serta latihan.
“Sesungguhnya secara kuantitas TNI telah melaksanakan seluruh amanat (reformasi internal) dari UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Amanat seperti tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan tunduk pada peradilan umum. Namun memang diakui secara kualitas hal itu masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki,” ujar djoko Santoso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.