Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andi Rahman Alamsyah
Dosen

Dosen di Departemen Sosiologi FISIP UI

Prospek Ormas Keagamaan Mengelola Tambang

Kompas.com - 07/06/2024, 14:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMERINTAH telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 2024, khususnya Pasal 83A, Ayat 1-7, yang memberikan penawaran prioritas kepada organisasi masyarakat (ormas) keagamaan, melalui badan usaha dari masing-masing ormas, untuk mengelola tambang batu bara eks PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) (Pasal 83A, Ayat 1 dan 2).

Dengan mempertimbangkan kemampuan ormas keagamaan atau lebih tepatnya badan usaha milik ormas keagamaan, profesionalisme dan reputasi mitra, dan karakteristik industri tambang yang berisiko tinggi termasuk fluktuasi harga, cadangan batu bara di wilayah konsesi, penulis memperkirakan terdapat tiga prospek mengenai keterlibatan ormas keagamaan dalam mengelola tambang batu bara.

Prospek-prospek lain mungkin ada, tetapi tiga prospek itulah yang paling kelihatan.

Sukes

Prospek pertama adalah ormas keagamaan sukses dalam mengelola tambang. Keberhasilan itu dapat dilihat antara lain pada ormas keagamaan menjadi pengendali riil dalam pengelolaan tambang.

Selain itu, pengelolaan tambang mendatangkan keuntungan bagi ormas tersebut sehingga membuatnya memiliki basis ekonomi yang kokoh. Pada gilirannya, umat atau minimal jamaah ormas bisa sejahtera.

Hal di atas dimungkinkan karena, misalnya, ormas atau badan usaha milik ormas memang siap dengan sejumlah sumber daya yang diperlukan untuk terjun ke gelanggang industri tambang.

Pihak yang menjadi mitra memang profesional dan bereputasi baik, cadangan batu bara di wilayah konsesi melimpah.

Selain itu, harga batu bara tinggi dan ormas memiliki tata kelola organisasi yang baik, termasuk dalam mendistribusikan keuntungan dari pengelolaan tambang kepada umat atau paling tidak jamaahnya.

Kondisi ini tentu sesuai dengan tujuan yang melandasi terbitnya PP tersebut (Ayat 1).

Hal itu adalah kondisi ideal dan mungkin merupakan imaji yang muncul dalam alam pikiran sebagian aktivis, tokoh, dan pimpinan ormas keagamaan yang menyambut dengan antusias PP 25 tahun 2024.

Reproduksi fenomena “Ali-Baba”

Kedua, kiprah ormas keagamaan dalam mengelola tambang berada dalam kondisi antara sukses dan gagal.

Indikator sukses adalah pengelolaan tambang oleh ormas mendatangkan keuntungan. Namun pada saat bersamaan hal itu juga dapat dikatakan mengalami kegagalan karena secara faktual pengendali dalam pengelolaan tambang bukanlah ormas, melainkan mitranya.

Keuntungan yang diraih hanya mengucur deras kepada mitra, oknum representasi ormas atau sebagian kecil kepada elite ormas, bukan kepada ormas sebagai organisasi.

Dalam kondisi seperti ini tentu pengelolaan tambang tidak bisa diharapkan menjadi basis ekonomi ormas keagamaan tersebut. Jangan pula berharap keuntungan akan menetes kepada jamaah atau umat.

Kondisi di atas bisa menggoda oknum-oknum representasi ormas dalam badan usaha yang mengelola tambang atau sejumlah oknum yang mengatasnamakan ormas untuk bertindak sebagai makelar konsesi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com