Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Sambangi Silicon Valley, Menpan-RB Ajak Diaspora Berdialog soal SPBE dan GovTech

Kompas.com - 30/05/2024, 16:09 WIB
Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Diaspora Indonesia yang bekerja di Silicon Valley menyambut hangat kedatangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas, Rabu (29/5/2024).

Di pusat teknologi yang berlokasi di wilayah Teluk San Francisco itu, Anas berdialog tentang pemerintah Indonesia yang mulai memasuki babak baru transformasi digital melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan pembentukan Government Technology (GovTech) Indonesia, yaitu INA Digital.

“Mereka anak-anak hebat Indonesia. Saya bercerita kepada mereka bahwa Bapak Presiden baru saja meluncurkan GovTech Indonesia,” ujar Anas melalui siaran persnya, Kamis (30/5/2024).

Pelaksanaan SPBE di Indonesia telah diakselerasi dan sejalan dengan best practices di dunia. Percepatan tersebut dapat terlaksana berkat langkah strategis yang telah dilakukan, salah satunya dengan membentuk INA Digital yang dilaksanakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu di Istana Negara.

Baca juga: Menpan-RB Dukung Peningkatan Kualitas Pelayanan bagi WNI di KJRI San Francisco

Sebagai informasi, GovTech Indonesia yang diberi nama INA Digital adalah penyelenggara keterpaduan ekosistem digital Pemerintah Indonesia. INA Digital bertanggung jawab untuk menyelenggarakan aplikasi dan keterpaduan SPBE untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih berkualitas, terpercaya, dan efisien.

Dalam kunjungannya ini, Anas belajar ilmu yang nantinya dapat diterapkan dalam ekosistem digital Indonesia. Mengingat, INA Digital menjadi gerbang baru bagi Pemerintah Indonesia untuk penerapan teknologi di sektor pemerintahan dan pelayanan publik.

“Mudah-mudahan dengan GovTech ini kedepannya Indonesia lebih terintegrasi sistem layanan publiknya,” imbuh Anas.

Di samping itu, Anas juga mengungkapkan, kurang lebih terdapat 60 warga Indonesia yang bekerja di kantor Google. Salah satunya adalah Alif Raditya, seorang software engineer di Google Web Crawler.

Baca juga: Menpan-RB Apresiasi Perbaikan Pelayanan Proses Bisnis Visa dan Itas Kemenkumham

Alif menuturkan, budaya kerja di Google bersifat kolaboratif serta bebas untuk mencoba hal-hal baru di luar tugas pokok mereka.

“Kami sering kolaborasi dengan tim artificial intelligent (AI), dan ada kebebasan untuk mencoba produk lain yang tidak berhubungan dengan tugas utama,” ungkap Alif.

Anas pun memberikan apresiasi kepada pemuda Indonesia yang bekerja di pusat inovasi teknologi berkelas dunia itu. Ia berharap, kemampuan mereka di Silicon Valley bisa ditularkan ke Tanah Air.

“Banyak anak-anak hebat dari Indonesia yang punya peran tidak kecil di perkembangan Google, semoga ilmu mereka nantinya dapat berguna pula bagi transformasi digital di Indonesia,” pungkas Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com