JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengaku bakal mengecek kondisi sumur minyak terbesar Indonesia, Blok Rokan di Riau, pekan ini.
Pengecekan dilakukan setelah Indonesia resmi mengelola sumur tersebut usai diambil alih dari perusahaan migas Amerika Serikat, Chevron.
"Minggu ini saya akan cek lagi setelah kita ambil alih dari Chevron, Amerika, sudah ambil alih 100 persen, saya mau cek apakah kita kelola sendiri itu lebih baik daripada dikelola oleh asing," kata Jokowi dalam acara Inaugurasi Menuju Ansor Masa Depan di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).
Baca juga: Jokowi: Teknologi dan Digitalisasi Harus Digunakan di Blok Rokan dan Blok Mahakam
Kepala Negara mengatakan, ada dua kemungkinan usai pengelolaan jatuh ke tangan Indonesia, yaitu bisa lebih baik atau justru menjadi tidak baik.
Ia berharap, pengelolaan sumur minyak itu jauh lebih baik ketika diambil alih negara.
"Saya harapkan minggu depan saya ke Rokan, moga-moga hasilnya lebih baik dari sebelumnya," jelas dia.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM mengalihkan Blok Rokan kepada PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pada 2018 lalu.
Perusahaan pelat merah tersebut terus berupaya meningkatkan upaya di sejumlah ladang minyaknya untuk mencapai produksi 1 juta bph pada 2030.
Baca juga: Pemprov Riau Terima 10 Persen Saham Blok Rokan dan Kampar
Rokan memang ladang minyak tua. Meski baru beroperasi pada 1951, jejak minyak sudah ditemukan di wilayah itu sejak 1924.
Dengan luas wilayah 6.220,29 km2, Rokan memiliki 10 lapangan utama yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam south, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan dan Pager.
Pada zaman keemasannya, saat dikelola Caltex lalu Chevron, produksi minyak blok ini pernah di atas 600.000 bph dari 1970 sampai 2003.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.