Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya "Ratu Preman" Lho...

Kompas.com - 27/05/2024, 05:18 WIB
Vitorio Mantalean,
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri kembali menyebut bahwa dirinya “Ratu Preman” saat menutup rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDI-P, Minggu (26/5/2024).

Sebelumnya, Megawati juga sempat menceritakan julukan tersebut dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P pada 10 Januari 2023.

Kali ini, di hadapan peserta rakernas ke-5 PDI-P, Megawati kembali mengatakan bahwa dirinya “Ratu Preman” karena sebagai pemimpin tidak mudah percaya begitu saja. Lalu, berani turun ke masyarakat dan mencari tahu perihal masalah yang dihadapi rakyat.

“Mungkin tampangku cantik, pintar seperti baik hati, ratunya PDI Perjuangan, eh tapi aku ya 'ratu preman’ lho,” katanya di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Minggu.

Baca juga: Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Megawati menceritakan hal tersebut saat memberi pengarahan kepada semua kader PDI-P untuk turun ke masyarakat dalam momen pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

Bukan hanya untuk mencari elektabilitas, dia menegaskan bahwa para kader PDI-P harus memberikan pengetahuan yang benar kepada masyarakat tentang memilih pemimpin yang benar.

Presiden ke-5 RI ini lantas menyinggung perihal realita pemberian amplop kepada masyarakat saat kontestasi politik. Dia meminta agar masyarakat diberi pengetahuan jangan sampai dibohongi.

Kemudian, Megawati menceritakan pengalamannya mendengarkan curahan hati dari masyarakat yang dibohongi perihal isi uang dalam amplop.

“Turun ke akar rumput untuk persiapan Pilkada. Digalang rakyat, dikasih pengetahuan. Kasih tahu kalau di amplop ada Rp 1 juta, umpanya dalam amplop nilainya Rp 300.000 terus di-seal, terus dibilang ini jumlahnya Rp 1 juta loh. Terus KTP difoto, yang bahaya pakai KTP karena katanya tanda terima,” ujarnya.

Baca juga: Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Namun, dia melanjutkan, ternyata setelah dibuka isi amplop tersebut hanya Rp 300.000. Menurut Megawati, hal seperti itu harus diberi tahu kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya apalagi menggunakan bukti foto KTP.

Hanya saja, dia mengungkapkan bahwa saat itu dia kesal karena rakyatnya dibohongi. Tetapi, dia juga menyebut itu adalah kesalahan dari orang itu sendiri.

“Kesal aku melihat (rakyat) dibohongin begitu. (Tapi saya bilang) Salahmu dewe mata diuitan, ngono aku sama rakyatku,” kata Megawati.

Oleh karena itu, putri Presiden pertama RI Soekarno ini menyebut bahwa dirinya “Ratu Preman”.

Baca juga: Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Sementara itu, saat HUT ke-50 PDI-P, Megawati menceritakan bahwa dirinya mendapatkan julukan “Ratu Preman” ketika awal memimpin PDI (sebeum berganti jadi PDI Perjuangan).

Julukan "Ratu Preman" tersebut diketahui Megawati dari aparat keamanan yang mengawalnya. Dia mencuri dengar percakapan aparat yang berkomunikasi melalui handy talkie (HT) saat hendak berangkat dari rumah menuju kantor.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com