Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Cerita Pendirian MK, Ingatkan soal Kewenangan dan Harus Berwibawa

Kompas.com - 24/05/2024, 17:23 WIB
Vitorio Mantalean,
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kekecewaannya kepada Mahkamah Konstitusi (MK) dalam pidato politiknya saat membuka rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDI-P, Jumat (24/5/2024).

Megawati lantas mengingat MK lahir ketika dirinya menjadi Presiden Indonesia. Menurut dia, MK hanya memiliki kewenangan menguji dan memutuskan apakah suatu undang-undang sesuai atau bertentangan dengan konstitusi.

Oleh karena itu, dia mengaku sedih karena institusi yang lahir dari rahim pemerintahannya tidak dipakai dengan baik saat ini.

“MK itu ya saya yang mendirikan lho. Coba bayangkan barang yang saya bikin itu digunakan tapi tidak semakin baik,” kata Megawati di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Megawati: Bung Karno Milik Rakyat Indonesia, Siapa yang Bilang Bukan?

Megawati kemudian menegaskan bahwa saat mendirikan MK, lembaga itu harus menjadi penjaga konstitusi yang berwibawa. Oleh karena itu, dia sampai memikirkan lokasi yang akan menjadi gedung MK.

“Sampai waktu saya mendirikan, saya sangat ingat saya minta dicarikan tempatnya. Tahu-tahu, enggak tahu di daerah mana. Saya bilang enggak. Ini sebuah MK yang harus berwibawa, hakim-hakimnya musti punya karakter kenegarawanan sehingga dapat mengaoyomi seluruh hak-hak rakyat yang ada di dalam kedaulatan, rakyat kita yang namanya di NKRI,” ujarnya.

Hingga akhirnya, Presiden ke-5 RI ini mengatakan, MK mendapatkan tempat di Jalan Medan Merdeka Barat yang masuk dalam area ring 1 Istana.

“Makanya sampai saya cari-cari akhirnya dapat tempatnya yang masuk ring 1 Istana. Apa artinya dia adalah tempat yang harus dijaga,” kata Megawati.

Oleh karena itu, dia mempertanyakan siapa yang salah sehingga MK kini seperti bisa diintervensi oleh kekuasaan.

"Ring 1 Istana saya tahu adalah tempat-tempat yang harus dijaga. Artinya supaya apa dia berwibawa. Ini yang salah siapa hayo?” ujar Megawati.

Baca juga: Puji Ahok, Megawati: Orang yang Berani di PDI-P Hanya yang Mantap, Tidak Goyang-goyang

Sebelumnya, Megawati sempat menyinggung soal putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/202 tentang syarat batas usia capres dan cawapres.

Adapun putusan itu melanggengkan putera sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 meski baru berusia 36 tahun.

“Makanya haduh nih Mahkamah Konstitusi juga sama. Kenapa? Bisa diintervensi oleh kekuasaan. Nampak jelas melalui keputusan perkara no 90 yang menimbulkan begiitu banyak antipati,” kata Megawati.

“Ambisi kekuasaan sukses mematikan etika moral dan hati nurani hingga tumpang tindih kewenangannya dalam demokrasi yang sehat,” ujarnya lagi.

Megawati juga sempat menyinggung bahwa telah terjadi pelanggaran yang terstruktur sistematis, dan masif (TSM) dalam pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Baca juga: Megawati: KPK Barang Bagus Jadi Tidak Bagus, MK Juga Sama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Maju Pilkada Jakarta, Anies Disarankan Jaga Koalisi Perubahan

Nasional
Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Bareskrim Periksa Pihak OJK, Usut soal Akta RUPSLB BSB Palsu

Nasional
Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Kemenkominfo Sebut Layanan Keimigrasian Mulai Kembali Beroperasi Seiring Pemulihan Sistem PDN

Nasional
Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Indonesia Sambut Baik Keputusan Armenia Akui Palestina sebagai Negara

Nasional
Tanggapi Survei Litbang 'Kompas', Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Tanggapi Survei Litbang "Kompas", Ketum Golkar Yakin Prabowo Mampu Bawa Indonesia Jadi Lebih Baik

Nasional
Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Dispenad Bantah Mobil Berpelat Dinas TNI AD di Markas Sindikat Uang Palsu Milik Kodam Jaya

Nasional
Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Nasional
Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Sejumlah Elite Partai Golkar Hadiri Ulang Tahun Theo Sambuaga

Nasional
Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Soal Pengalihan Kuota Tambahan Haji Reguler ke Haji Khusus, Timwas DPR RI: Kemenag Perlu Mengkaji Ulang

Nasional
Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji 'Ilegal'

Rapat dengan Kemenag, Timwas Haji DPR Soroti Masalah Haji "Ilegal"

Nasional
Merespons Survei Litbang 'Kompas', Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Merespons Survei Litbang "Kompas", Cak Imin Minta DPR Tak Berpuas Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com