Salin Artikel

Megawati Cerita Pendirian MK, Ingatkan soal Kewenangan dan Harus Berwibawa

Megawati lantas mengingat MK lahir ketika dirinya menjadi Presiden Indonesia. Menurut dia, MK hanya memiliki kewenangan menguji dan memutuskan apakah suatu undang-undang sesuai atau bertentangan dengan konstitusi.

Oleh karena itu, dia mengaku sedih karena institusi yang lahir dari rahim pemerintahannya tidak dipakai dengan baik saat ini.

“MK itu ya saya yang mendirikan lho. Coba bayangkan barang yang saya bikin itu digunakan tapi tidak semakin baik,” kata Megawati di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat.

Megawati kemudian menegaskan bahwa saat mendirikan MK, lembaga itu harus menjadi penjaga konstitusi yang berwibawa. Oleh karena itu, dia sampai memikirkan lokasi yang akan menjadi gedung MK.

“Sampai waktu saya mendirikan, saya sangat ingat saya minta dicarikan tempatnya. Tahu-tahu, enggak tahu di daerah mana. Saya bilang enggak. Ini sebuah MK yang harus berwibawa, hakim-hakimnya musti punya karakter kenegarawanan sehingga dapat mengaoyomi seluruh hak-hak rakyat yang ada di dalam kedaulatan, rakyat kita yang namanya di NKRI,” ujarnya.

Hingga akhirnya, Presiden ke-5 RI ini mengatakan, MK mendapatkan tempat di Jalan Medan Merdeka Barat yang masuk dalam area ring 1 Istana.

“Makanya sampai saya cari-cari akhirnya dapat tempatnya yang masuk ring 1 Istana. Apa artinya dia adalah tempat yang harus dijaga,” kata Megawati.

Oleh karena itu, dia mempertanyakan siapa yang salah sehingga MK kini seperti bisa diintervensi oleh kekuasaan.

"Ring 1 Istana saya tahu adalah tempat-tempat yang harus dijaga. Artinya supaya apa dia berwibawa. Ini yang salah siapa hayo?” ujar Megawati.

Adapun putusan itu melanggengkan putera sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 meski baru berusia 36 tahun.

“Makanya haduh nih Mahkamah Konstitusi juga sama. Kenapa? Bisa diintervensi oleh kekuasaan. Nampak jelas melalui keputusan perkara no 90 yang menimbulkan begiitu banyak antipati,” kata Megawati.

“Ambisi kekuasaan sukses mematikan etika moral dan hati nurani hingga tumpang tindih kewenangannya dalam demokrasi yang sehat,” ujarnya lagi.

Megawati juga sempat menyinggung bahwa telah terjadi pelanggaran yang terstruktur sistematis, dan masif (TSM) dalam pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024.

https://nasional.kompas.com/read/2024/05/24/17233931/megawati-cerita-pendirian-mk-ingatkan-soal-kewenangan-dan-harus-berwibawa

Terkini Lainnya

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Nasional
Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Nasional
Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke