JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sekali lagi diisukan tidak solid.
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, disebut berbeda dalam menyuarakan pandangan atau sikap partai.
Di tengah isu tidak solidnya partai banteng moncong putih, Puan Maharani dan Presiden Joko Widodo berjabat tangan dan saling melempar senyum.
Momen itu terjadi dalam Gala Dinner KTT World Water Forum ke-10 di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Minggu (19/5/2024).
Dianggap tak solid
Usai jagoannya Ganjar Pranowo-Mahfud MD kalah di pilpres 2024, PDI-P hingga kini belum bersikap.
Partai banteng belum memutuskan apakah akan bergabung dengan sang pemenang Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, atau memilih berada di luar pemerintahan.
Megawati selaku pimpinan tertinggi di PDI-P pun masih diam dan belum melakukan pertemuan politik dengan tokoh lain usai pilpres.
Pakar hukum Tata Negara Refly Harun menilai, diamnya PDI-P ini diakibatkan oleh internal partai yang tak terkonsolidasi.
Baca juga: PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda
Refly Harun menduga, PDI-P tak lagi solid seperti dulu karena menemukan sejumlah pernyataan atau sikap dari Megawati, Puan dan Hasto yang saling berbeda satu sama lain.
“Puan beda, Megawati beda, Hasto beda. Bahkan Puan datang ke Prabowo halal bihalal, Megawati suaranya enggak jelas, tapi pakai amicus curiae (saat sidang sengketa Pemilu Presiden 2024 di Mahkamah Konstitusi),” ujar Refly dalam program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Jumat (17/5/2024).
“Nah, dari situ kita enggak jelas, PDI-P dan Megawati not a single message anymore. Jadi kalau dulu PDI-P itu single message, apa yang dikatakan Megawati itulah sikap PDI-P, sekarang enggak lagi,” paparnya.
Diketahui, Megawati sempat mengirimkan amicus curiae atau pernyataan sikap sebagai sahabat peradilan sebelum MK mengetuk palu putusan atas sengketa hasil Pilpres 2024 beberapa waktu lalu.
Sementara, Puan sempat mengikuti acara buka bersama di kediaman Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat bulan Ramadhan kemarin.
Bagi Refly, perbedaan sikap kedua elite menjadi salah satu alasan mengapa kini PDI-P terkesan tidak tegas, utamanya menyikapi pemerintahan ke depan.