JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Prabowo Subianto diharap tidak melontarkan pernyataan yang menimbulkan berbagai penafsiran demi menjaga situasi tetap tenang menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.
Peneliti Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro menyampaikan istilah yang digunakan Prabowo selama ini adalah ingin merangkul semua pihak buat bekerja sama membangun Indonesia.
Akan tetapi, pernyataan Prabowo yang berharap supaya pemerintahannya kelak jangan diganggu justru memicu perdebatan.
"Jangan sampai bahasa yang cantik, bagus, kosakata merangkul ditimpali dengan kosakata yang menimbulkan kontradiksi," kata Siti dalam program Satu Meja di Kompas TV, seperti dikutip pada Kamis (16/5/2024).
Baca juga: Prabowo Terbang ke Sumbar dari Qatar, Cek Korban Banjir dan Beri Bantuan
Siti menyarankan supaya Prabowo fokus menunaikan tugas sebagai Menteri Pertahanan sampai akhir dan kemudian dilantik sebagai Presiden pada Oktober 2024 mendatang, dan tidak melontarkan pernyataan yang memicu perdebatan.
"Bagaimana menjaga ritme politik kita, karena kita akan menyongsong Pilkada serentak di 505 daerah. Jadi jangan energi kita terkuras hanya untuk membuat kontroversi-kontroversi," ucap Siti.
"Tentu kita berharap nanti pak Prabowo ke depan itu memberikan kesejukan. Jadi kosakata yang keluar bukan kosakata yang kontroversi," sambung Siti.
Seperti diberitakan sebelumnya, Prabowo menyampaikan pernyataan "jangan mengganggu" itu pada acara bimbingan teknis (bimtek) dan rakornas pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2024) malam.
Baca juga: Soal Pernyataan Jangan Mengganggu, Prabowo Disarankan Menjaga Lisan
"Saya akan berjuang terus bersama semua kekuatan yang mau diajak kerja sama. Yang tidak mau diajak kerja sama tidak apa-apa. Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan, silakan jadi penonton yang baik," ujar Prabowo.
"Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu. Orang lagi mau kerja kok. Kita mau kerja. Kita mau kerja. Kita mau amankan kekayaan bangsa Indonesia," sambungnya.
Prabowo menjelaskan, dirinya tidak ingin ada lagi orang Indonesia yang menangis karena lapar. Dia menekankan rakyat Indonesia tidak boleh tidak bisa makan.
Baca juga: Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, Pakar: Sistem Kita Demokrasi
"Saya yakin saudara tidak terima. Saya malu saya dikasih pangkat jenderal oleh rakyat. Saya dipilih oleh rakyat. Siang dan malam kita berpikir, saya berpikir, bagaimana rakyat Indonesia tidak ada yang lapar," jelas Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.