Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zackir L Makmur
Wartawan

Gemar menulis, beberapa bukunya telah terbit. Suka catur dan humor, tertawanya nyaring

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Kompas.com - 26/04/2024, 13:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, Rabu (24/04/2024), menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pilpres 2024.

Penetapan ini tercatat dalam berita acara nomor 252/PL.01.9-BA/05/2024 tentang Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih dalam Pemilihan Umum Tahun 2024.

Setelah penetapan tersebut, Indonesia memasuki masa transisi yang penting dalam politiknya. Bersamaan pula masa transisi ini menimbulkan pertanyaan penting bagi sejumlah partai politik terkait pilihan untuk berpartisipasi dalam kabinet atau menjadi bagian dari oposisi.

Bagi partai-partai yang mendukung Prabowo-Gibran, masuk ke dalam kabinet menjadi pilihan sebagai bagian memetik “buah”, berkontribusi langsung dalam pembentukan kebijakan dan implementasi program-program yang dijanjikan selama kampanye.

Namun, bagi partai politik yang tidak masuk dalam koalisi mendukung pasangan 02 sebelumnya, turut memetik “buah” bukanlah hal mustahil dalam politik.

Kendati demikian, menjadi bagian dari oposisi juga bisa dipandang sebagai alternatif yang lebih menarik. Dengan tetap independen dari pemerintahan, mereka dapat mempertahankan otonomi politik dan memperkuat citra sebagai suara alternatif bagi publik.

Sebagai oposisi, mereka memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengkritik kebijakan pemerintah serta menawarkan alternatif pandangan dan solusi atas isu-isu yang dihadapi negara.

Maka sangat mungkin bagi Prabowo-Gibran menjalin kerja sama dengan partai-partai politik pendukung untuk memastikan stabilitas pemerintahan dan mendukung agenda reformasi yang diusung.

Namun, tantangan mungkin muncul dalam menyeimbangkan berbagai kepentingan politik dan mempertahankan konsensus di antara anggota koalisi.

Di sisi lain, memiliki oposisi yang kuat juga penting bagi kesehatan demokrasi. Oposisi yang kritis dan konstruktif membantu memperbaiki kualitas kebijakan pemerintah, mendorong akuntabilitas, dan memastikan representasi yang lebih luas dari kepentingan masyarakat.

Menjaga keseimbangan

Kehadiran oposisi sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan pluralitas dalam proses pembuatan keputusan politik. Tanpa oposisi yang kuat, risiko dominasi pemerintahan yang tidak terbantahkan atau dominasi kelompok kepentingan tertentu akan meningkat.

Akibatnya, proses pembuatan kebijakan akan kurang inklusif dan potensi pelanggaran terhadap hak-hak minoritas dapat meningkat.

Oleh karena itu, oposisi tidak hanya menjadi lawan dari pemerintahan yang berkuasa, tetapi juga merupakan bagian integral dari sistem demokratis yang sehat.

Peran mereka dalam menyajikan pandangan dan kebijakan alternatif, membantu memastikan bahwa kebijakan yang diambil mencerminkan keragaman masyarakat dan memenuhi kebutuhan seluruh warga negara.

Dengan demikian, oposisi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan memelihara integritas dari proses politik secara keseluruhan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com