Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Dinilai Berhak Dapat Kursi DPR, tapi Golkar Masih Punya Peluang

Kompas.com - 22/03/2024, 18:05 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Unversitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan, PDI-P dan Golkar saat ini sedang berebut kursi Ketua DPR RI, usai keduanya sama-sama memiliki perolehan suara tinggi di Pileg 2024.

Jamiluddin menilai baik PDI-P dan Golkar masih berpeluang untuk menduduki kursi Ketua DPR.

Tidak menutup kemungkinan bakal terjadi dinamika politik di Senayan untuk memperebutkan kursi Ketua DPR.

"Hal itu dapat dipahami karena dua partai itu memang memiliki jumlah suara yang tidak terlalu jauh berbeda pada Pileg 2024. Karena itu, PDI-P dan Golkar sama-sama berpeluang menduduki kursi Ketua DPR RI," ujar Jamiluddin saat dimintai konfirmasi, Jumat (22/3/2024).

Baca juga: Jawaban Golkar Saat Ditanya Jika Kursi Ketua DPR Diisi PDI-P

Jamiluddin menjelaskan, sebenarnya, harus diakui bahwa jumlah suara PDI-P lebih unggul ketimbang Golkar di Pemilu 2024.

Hal tersebut berdasarkan pengumuman resmi oleh KPU, di mana PDI-P adalah partai pemenang pemilu.

"Dilihat dari sisi ini, PDI-P seharusnya yang berhak memperoleh kursi Ketua DPR RI," ucapnya.

Meski demikian, Jamiluddin mengingatkan jumlah suara tidak selalu mencerminkan jumlah kursi yang diperoleh partai politik.

Sebab, kata dia, jumlah suara untuk memperoleh kursi di daerah pemilihan (dapil) di Pulau Jawa jauh lebih banyak daripada luar Jawa.

Baca juga: Pileg DPR 2024: PDI-P Diprediksi Dapat 110 Kursi, Golkar 102 Kursi

"Karena itu, muncul istilah kursi mahal di Jawa dan kursi murah di luar Jawa," kata Jamiluddin.

"Golkar memang kerap lebih banyak memperoleh suara di dapil luar Jawa. Sementara PDI-P sebaliknya, kerap mendulang banyak suara di dapil Pulau Jawa," sambungnya.

Menurut Jamiluddin, meskipun suara PDI-P lebih banyak dari Golkar, bisa saja setelah dikonversi menjadi kursi, perolehan Golkar lebih banyak.

Jika ini yang nantinya terjadi, maka kursi Ketua DPR RI tentunya menjadi milik Golkar.

"Kalkulasi itu tentu didasari amanah UU MD3. Disebutkan, kursi Ketua DPR RI menjadi hak partai pemenang pemilu," jelas Jamiluddin.

Baca juga: Soal Isu Jokowi Jadi Ketum Golkar, Dito Ariotedjo: Tampaknya Beliau Akan Fokus Multipartai

Lebih jauh, Jamiluddin mengungkapkan potensi bila partai yang masuk Senayan nantinya ingin mengubah UU MD3, khususnya yang mengatur soal Ketua DPR RI.

Apabila itu yang terjadi, maka partai pemenang pemilu dengan sendirinya tidak otomatis memperoleh kursi Ketua DPR RI.

"Namun kalau hal itu terjadi, maka suhu politik di Senayan akan meningkat tajam. Situasi tersebut tentu akan membuat suhu politik nasional menjadi tidak kondusif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com