JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengaku senang mendengar resiliensi industri keuangan di Indonesia pasca pemungutan suara Pemilu 14 Februari 2024.
Jokowi menyebut, kondisi politik Indonesia tetap stabil, meski masyarakat sempat wait and see sebelum Pemilu karena khawatir dengan politik yang memanas.
Kestabilan politik itu pun berdampak positif pada industri keuangan.
Hal ini diungkapkan Jokowi dalam sambutannya di acara Pertemuan Industri Jasa Keuangan di The St. Regis, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).
"Politik domestik kita stabil dan pastinya melegakan industri keuangan dan membangkitkan industri keuangan yang makin kokoh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Saya senang tadi mendengar apa yang disampaikan oleh bapak ketua OJK mengenai resiliensi industri keuangan," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Alhamdulillah Pemilu Berjalan Lancar, Masyarakat ke TPS dengan Riang Gembira
Resiliensi itu terlihat dari beberapa indikator ekonomi. Tercatat, permodalan perbankan mencapai 27,69 persen, jauh lebih tinggi dibanding negara lain di kawasan.
Sementara itu, kredit perbankan berpotensi tumbuh dua digit di angka 10,38 persen secara tahunan (year on year/yoy), jauh lebih tinggi dibanding level pra pandemi.
Begitu pula dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh di angka 5,05 persen, dengan tingkat inflasi terkendali di level 2,57 persen.
Kemudian, cadangan devisa Indonesia mencapai 145 miliar dollar AS dan neraca perdagangan surplus 36 miliar dollar AS.
"Current account deficit (defisit transaksi berjalan) kita juga surplus di 0,16 persen. Saya kira angka-angka seperti itu yang harusnya kita optimis terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2024," ucap dia.
Baca juga: Babak Baru Kubu Ganjar-Mahfud Selidiki Kecurangan Pemilu, Bentuk Tim Khusus dan Upayakan Hak Angket
Kendati begitu, Jokowi mengingatkan agar semua pihak tetap hati-hati dan waspada.
Pasalnya, kondisi ekonomi global berubah sangat cepat di samping disrupsi teknologi yang makin masif.
Kepala Negara menyampaikan, Indonesia harus belajar dari krisis-krisis sebelumnya termasuk krisis moneter tahun 1998.
"Tahun 2018 dan 2023 kita lihat tiba-tiba kemarin jatuhnya Silicon Valley Bank, ini juga mengharuskan kita semuanya hati-hati dalam kita menjaga industri keuangan kita, ekonomi kita," jelas Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.