JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyinggung pola rezim orde baru ala Presiden Soeharto dalam pemilihan umum (pemilu).
Hal itu disampaikan Anies dalam live TikTok yang diunggah di kanal YouTubenya, Senin (19/2/2024).
Anies awalnya mengatakan, saat ini kebebasan memilih dirasakan dan dinikmati banyak orang, tidak seperti saat rezim orde baru yang pilihannya dibatasi dan diarahkan.
"Ketika kita sekarang menikmati demokrasi ini, kebebasan memilih segala, ini harus kita jaga, ada masa di mana seseorang menginginkan kebebasan memilih, waktu itu kita ada periode kita tidak bebas milih loh," katanya.
Baca juga: Real Count Pilpres di Jakarta Data 68,84 Persen: Prabowo Unggul Tipis dari Anies
"Partainya cuma tiga, kemudian sudah diarahkan, pemilu itu seperti teater aja, walaupun penghitungan suaranya itu benar, tapi sebelum masuk TPS (Tempat Pemungutan Suara) sudah diarahkan, sudah ada tekanan, ada paksaan," ujar Anies lagi.
Dia lantas bercerita, saat orde baru sudah terlihat tempat pemungutan suara dikuasai oleh partai pemerintah.
Bukan karena manipulasi suara, tetapi karena pemilihnya diarahkan untuk memenangkan partai penguasa saat itu.
"Nah, jangan sampai sekarang kita sudah bebas tapi pola-pola seperti itu muncul dan itu mengganggu proses demokrasi kita, itu yang harus kita jaga sama-sama," kata Anies.
Baca juga: Kubu Anies dan Ganjar Terus Komunikasi untuk Laporkan Dugaan Kecurangan Pemilu ke Bawaslu-MK
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini mengatakan, menjaga demokrasi yang bebas dari tekanan adalah proses yang panjang.
Oleh karena itu, Anies mengajak agar semua pihak ikut dalam gerakan perbaikan pemilu dengan cara melaporkan kecurangan dan kekurangan yang terjadi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Dan ini prosesnya panjang, kita harus sama-sama melakukan perbaikan. Kita menemukan. Teman-teman juga pasti menemukan kekurangan-kekurangan. Kekurangan harus kita perbaiki biar besok kita bisa lebih baik," ujar Anies.
Baca juga: Anies: Menggugat Kecurangan Pemilu Bukan Berarti Kita Membolak-Balik Hasilnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.