Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis "Exit Poll" Litbang "Kompas": 53,5 Persen Pemilih Jokowi di 2019 Kini Pilih Prabowo-Gibran

Kompas.com - 15/02/2024, 07:36 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analisis exit poll Litbang Kompas menunjukkan, setengah lebih dari pemilih Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pada Pilpres 2024.

"Hasil survei pascapencoblosan kali ini menunjukkan, 53,5 persen yang menjadi pemilih Jokowi kali ini menjatuhkan pilihannya kepada Prabowo-Gibran," tulis peneliti senior Litbang Kompas, Bestian Nainggolan dalam analisisnya di laman Kompas.id, Kamis (15/2/2024).

Menurut analisis Bestian, besaran proporsi dukungan terhadap Prabowo-Gibran tidak lepas dari menguatnya pilihan pemilih yang dulu merupakan pemilih Jokowi.

Padahal, pada survei Litbang Kompas periode 29 November-4 Desember 2024, dukungan pemilih Jokowi kepada Prabowo-Gibran masih sebesar 40,7 persen.

"Artinya, dalam waktu dua bulan, Prabowo-Gibran mampu meningkatkan dukungan hingga separuh bagian dari proporsi elektabilitas semula," tulis Bestian.

Baca juga: Analisis Exit Poll Litbang Kompas: Prabowo-Gibran Unggul di Semua Gugus Pulau

Dalam analisis Bestian, peningkatan itu tidak lepas dari migrasi pilihan politik pemilih, khususnya mereka yang sebelumnya belum punya pilihan capres atau masih bimbang dengan pilihan sebelumnya.

Di sisi lain, Prabowo-Gibran juga mendapat surplus dukungan dari pemilih yang pada Pilpres 2019 lalu mencoblos Prabowo.

Litbang Kompas/RFC Migrasi Dukungan Pemilih Jokowi pada Pemilu 2019 kepada Pasangan Capres-Cawapres 2024

Hasil survei exit poll menunjukkan bahwa setidaknya ada 57,1 persen pemilih Prabowo-Sandiaga Uno yang memilik Prabowo-Gibran, meningkat dari 43,8 persen dalam hasil survei pada Desember 2023.

"Dengan demikian, selain faktor Jokowi, penopang keunggulan Prabowo-Gibran terjadi pula akibat penguatan dukungan dari para pemilih Prabowo pada pemilu lalu," tulis Bestian.

Baca juga: Merespons Hasil Quick Count Sementara: Prabowo Optimis Menang, Anies dan Ganjar Belum Menyerah

Berikut ini hasil exit poll Litbang Kompas terkait migrasi pemilih pada Pemilu 2019 ke pilihan pasangan capres-cawapres pada 2024:

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar

  • Pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin: 15,6 persen
  • Pemilih Prabowo-Sandiaga Unno: 35,8 persen
  • Belum punya hak pilih/tidak memilih pada Pilpres 2019: 18,3 persen

Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming

  • Pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin: 53,5 persen persen
  • Pemilih Prabowo-Sandiaga Unno: 57,1 persen persen
  • Belum punya hak pilih/tidak memilih pada Pilpres 2019: 52,1 persen

Ganjar Pranowo-Mahfud MD

  • Pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin: 23,2 persen
  • Pemilih Prabowo-Sandiaga Unno: 2,0 persen
  • Belum punya hak pilih/tidak memilih pada Pilpres 2019: 8,4 persen

Exit poll ini dilakukan Litbang Kompas dengan wawancara tatap muka terhadap responsn seusai pemungutan suara Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024) kemarin.

Sebanyak 7.863 responden dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis porporsional bertingkat di 38 provinsi.

Margin of error dari exit poll ini lebih kurang 1,11 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.

Baca juga: Prabowo: Kampanye Sudah Selesai, Lupakan Kata-kata Kasar, Mikul Dhuwur Mendhem Jero

Berita ini dikutip dari Kompas.idhttps://www.kompas.id/baca/riset/2024/02/15/faktor-jokowi-penentu-kemenangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com