JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) menyerukan untuk memilih pemimpin yang memiliki keutamaan moral.
Selain menyerukan memilih pemimpin yang memiliki keutamaan moral, ISKA juga membacakan delapan nilai pemimpin bangsa yang harus dimiliki.
"Pertama, konsisten mempertahankan dan mengimplementasikan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Ketua I ISKA DPD DIY Ignasius Triyana lewat keterangan tertulis, Jumat (9/2/2024).
Kedua, berpihak dan memberdayakan masyarakat kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
Ketiga, menjunjung martabat kemanusiaan dan hak asasi manusia.
"Keempat, memperjuangkan kesejahteraan umum di atas kepentingan pribadi, keluarga, kelompok dan golongan," ucap Ignasius.
Baca juga: Sikapi Situasi Politik, 15 Kampus di Kota Semarang Lakukan Konsolidasi hingga Rencana Aksi Besar
Kelima, memperjuangkan keberagaman dan toleransi yang konsisten.
Keenam, memiliki komitmen kuat dalam menegakkan hukum agar Indonesia terbebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Ketujuh, memiliki kompetensi yang unggul dalam menyusun regulasi, kebijakan publik dan modalitas efektif untuk kesejahteraan rakyat secara demokratis.
"Terakhir, peduli pada kelestarian lingkungan hidup dan keutuhan ciptaannya," tandasnya.
Pesan ISKA DPD DIY itu disampaikan dalam bentuk seruan moral, di Kampus V Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Seruan moral tersebut didasari fakta bahwa telah terjadi kemerosotan demokrasi dan adanya lembaga negara yang berpihak pada Pemilu 2024.
"Regresi demokrasi itu bersumber pada keprihatinan akhir-akhir ini sehingga membentuk 'demokrasi yang bengkok'," kata Ignasius.
Sementara itu Ranggabumi Nuswantoro, yang juga pengurus ISKA DPD DIY, menjelaskan bahwa seruan moral ini tidak dibuat mendadak.
"Tidak ujug-ujug. Proses pendidikannya sudah dilakukan sekitar satu tahun lalu. Tapi karena semakin mendekati waktu Pemiku 2024, ini perlu disikapi lebih serius," tegasnya.
"Kami melihat kualitasnya menurun, seperti adanya keberpihakan," lanjut Rangga. ISKA sebagai organisasi masyarakat sipil, berharap masyarakat melakukan pilihannya dengan kompetensi yang cukup.
Baca juga: SBY Minta Suara Para Akademisi Terkait Kondisi Demokrasi Tak Diabaikan
Wibowo Suliantoro, Ketua III ISKA DPD DIY, juga mengatakan seruan moral ini tidak dilakukan tiba-tiba, karena sudah melalui diskusi 14 kali dengan melibatkan praktisi dan tokoh intelektual.
Pihaknya juga sudah melakukan safari untuk menyerap aspirasi masyarakat.
"Kita tidak memilih pemimpin seperti membeli kucing dalam karung. Tapi among asthabrata ini juga digali dari ajaran sosial gereja. Ini jadi rambu-rambu umum untuk menyiapkan calon pemimpin yang cerdas dan bertanggungjawab untuk bangsa dan negara," tambah Bowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.