Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuduh Guru Besar Partisan, Fahri Hamzah: Saya Tahu "Warnanya" Apa

Kompas.com - 08/02/2024, 13:09 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibra, Fahri Hamzah, menuding bahwa para guru besar yang lantang mengkritik keberpihakan Presiden Joko Widodo dalam masa kampanye ini partisan.

Ia menyinggung masa mudanya berkuliah di Universitas Indonesia (UI) dan turut terjun dalam politik kampus.

"Kita tahu juga pemain-pemainnya ini. Karena kita di kampus juga bukan orang netral, namanya juga politik kampus," kata Fahri dalam program GASPOL! Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

"Saya dulu campaign manager si Senat Mahasiswa UI, jadi saya tahu yang sekarang sudah jadi profesor sebenarnya ini orang "warnanya" apa," ujarnya.

Baca juga: Guru Besar UI Sebut Hukum Era Jokowi Jadi Alat Political Engineering, Bukan Social Engineering

Ia mempersoalkan teriakan lantang para guru besar itu baru dilontarkan saat ini.

Eks politikus PKS itu menganggap, para guru besar seharusnya tak ikut turun gelanggang pada "masa perang" seperti kampanye "jika tak mau kena tembak".

Ia lebih suka guru besar aktif menjaga mimbar kebebasan di kampus pada "masa damai".

Masalahnya, menurut Fahri, para guru besar tak mengambil sikap berarti ketika kampus diintervensi selama Jokowi berkuasa.

"Mengizinkan tentakel-tentakel kekuasaan ngobok-ngobok kampus diam aja mereka. Eh tiba-tiba dalam masa perang ikut nembak. Ini sudah dalam berapa hari kita mau nyoblos, ikut nembak. Empat tahun ke mana saja? Delapan-sembilan tahun ke mana saja? Itu yang saya sesalkan," ungkap Fahri.

Baca juga: Ramai Guru Besar Suarakan Keresahan, Fahri Hamzah: Kampus Telat Ambil Sikap

Ia memberi contoh soal penolakannya datang ke Universitas Gadjah Mada (UGM) circa 2017-2018. Menurutnya, tak seorang pun guru besar membelanya.

Fahri yang kala itu masih kader PKS mengaku memahami penolakan itu mengandung unsur politis, lantaran dirinya oposisi ketika itu di hadapan "kiri merah".

Ia juga mempertanyakan bahwa beberapa nama di antara para guru besar tersebut merupakan orang yang pernah bekerja dengan Jokowi cukup lama dan acapkali dilibatkan dalam tugas-tugas kenegaraan secara ad hoc.

"Orang yang pernah bekerja dengan Pak Jokowi, begitu lama, tidak pernah mengkritik Jokowi, karena they are part of the system, terus tiba-tiba mengatakan Pak Jokowi salah semua, itu yang saya tidak bisa mengerti," ujar Fahri.

"Berarti ada afiliasi lain yang menyebabkan mereka pisah sama Pak Jokowi. Pak Jokowi bukan siapa-siapa di situ, ada yang lain yang 'siapa-siapa' yang mereka ikuti di situ. Itu afiliasi kedua. Dugaan saya sebenarnya dia dari dulu sudah terafiliasi dengan Pak Jokowi cuma dia kesal karena Pak Jokowi keliatan terafiliasi dengan Pak Prabowo," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com