JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD membantah sejumlah pihak yang menuding ada kepentingan politik di balik kritik akademisi dari berbagai kampus kepada Presiden Joko Widodo.
Mahfud menilai, keprihatinan yang disampaikan oleh civitas akademika perguruan tinggi tersebut murni merupakan gerakan moral.
"Kalau saya menganggap itu gerakan moral yang murni, kan boleh dong berbeda pendapat," kata Mahfud di Posbloc, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Mahfud beralasan, pernyataan sikap para akademisi itu tidak diikuti ajakan atau kampanye untuk memilih kandidat tertentu di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca juga: Jokowi Bilang Tak Akan Kampanye, Mahfud: Anda Saja yang Menilai
"Mereka itu tidak memihak paslon manapun, tidak mengkampanyekan siapapun, apa politisasinya? Apa misalnya bahwa itu partisan? Tidak ada," kata Mahfud.
Mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini justru balik menuding bahwa ada pihak-pihak yang menyalahgunakan jabatan untuk kampanye.
"Justru yang kemudian melakukan langkah-langkah yang ingin memenangkan calon tertentu itulah yang melakukan politisasi di luar tugasnya," kata dia.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini pun mendorong para akademisi untuk lebih lantang bersuara meski ada yang meminta mereka untuk diam.
Baca juga: Mahfud Sebut KPK Tak Lagi Independen, Janji Revisi UU KPK jika Jadi Wapres
Lebih lanjut, Mahfud tidak berkomentar banyak soal adanya permintaan dari polisi kepada sejumlah rektor untuk membuat video berisi testimoni terhadap Presiden Joko Widodo.
Menurut Mahfud, pihak kepolisian sudah mengakui adanya permintaan kepada para rektor, apapun alasan mereka melakukan hal tersebut.
"Bahwa ini untuk cooling system dan sebagainya terserah mereka, tapi mereka sudah mengaku itu dilakukan," kata dia.
Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menilai ada kepentingan politik di balik masifnya kritik para akademisi kepada Jokowi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca juga: Hajatan Rakyat di Solo, Ganjar-Mahfud Akan Naik Gerobak Sapi dari Ngarsopuro ke Benteng Vastenburg
"Akhir-akhir ini, terlihat ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. Strategi politik partisan seperti itu juga sah-sah saja dalam ruang kontestasi politik," ujar Ari, Jumat (2/2/2024).
Namum demikian, Ari mengeklaim bahwa pemerintah tetap memandang kritik sebagai vitamin untuk memperbaiki kualitas demokrasi.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia juga memberikan respons senada terhadap kritik dari kampus kepada Jokowi.
Bahlil menuding bahwa pernyataan para akademisi itu merupakan skenario yang diciptakan pihak tertentu.
Baca juga: Mahfud Setuju Koruptor Dihukum Mati
"Ini skenario, ini kita sudah paham sebagai mantan aktivis," ujar Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2/2024).
"Ya sudahlah, mana ada politik tidak ada yang ngatur-ngatur. Kita tahu lah, ini penciuman saya sebagai mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ngerti betul barang ini. Terkecuali aku ini mahasiswa dulu kutu buku. Kita ini besar di jalan, gimana kita enggak paham gini-ginian," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.