DALAM panggung politik, seni memengaruhi pemilih merupakan bagian integral dari strategi kandidat. Salah satu taktik yang sering muncul adalah penggunaan gimik kesedihan, terutama dalam debat calon presiden (capres) dan Kampanye Pilpres.
Meskipun terkadang efektif, penting bagi pemilih untuk tetap waspada terhadap upaya ini, menyadari bahwa tujuan utamanya adalah memanipulasi emosi tanpa memberikan informasi substansial terkait kebijakan atau visi politik.
Gimik kesedihan politik mencakup berbagai elemen, mulai dari pernyataan pribadi yang dramatis hingga ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang kemudian dinarasikan dengan narasi kesedihan.
Dalam debat capres, di mana setiap momen menjadi krusial, kandidat cenderung menggunakan cara ini untuk menyentuh hati dan memenangkan simpati pemilih.
Satu bahaya utama dari gimik kesedihan politik adalah distraksi dari isu-isu substansial. Pemilih perlu mengkaji apakah kandidat hanya mencoba mengalihkan perhatian dari ketidakjelasan rencana kebijakan atau ketidakmampuan untuk memberikan jawaban yang konkret terhadap pertanyaan-pertanyaan kritis.
Dalam menilai calon presiden, fokus harus tetap pada visi politik, rencana kebijakan, dan kemampuan untuk menjawab tantangan konkret serta bagaimana melihat suatu permasalahan yang kemudian dapat memberikan solusi terbaik dan tepat atas permasalahan yang dihadapi negara.
Seiring dengan itu, penting untuk menyadari bahwa penggunaan gimik kesedihan bisa menjadi strategi licik untuk menciptakan citra tertentu di mata pemilih.
Menampilkan sisi emosional dapat menjadi taktik untuk menggambarkan kandidat sebagai figur yang peduli dan berempati.
Meskipun sisi ini penting, pemilih perlu bersikap skeptis dan bertanya-tanya, apakah kandidat benar-benar memiliki komitmen dan rencana nyata untuk mengatasi masalah yang dihadapi negara.
Penting untuk dicatat bahwa ketika mempertimbangkan gimik kesedihan politik, bukan berarti menutup diri terhadap pengalaman pribadi kandidat. Pemilih harus bisa membedakan antara kejujuran emosional dan manipulasi taktis.
Melakukan riset independen tentang catatan kandidat, kebijakan yang diusulkan, dan rekam jejak kepemimpinan adalah langkah kunci untuk membuat keputusan terinformasi.
Media sosial juga memainkan peran besar dalam penyebaran konten gimik kesedihan politik. Klip video atau foto yang menangkap momen-momen emosional kandidat dapat dengan cepat menjadi viral dan memengaruhi opini publik.
Namun, pemilih harus berhati-hati dalam menyikapi konten yang mungkin hanya berusaha menarik perhatian tanpa memberikan gambaran menyeluruh tentang kualifikasi dan visi kandidat.
Pascadebat calon presiden kedua, banyak dari konten gimik kesedihan calon presiden tertentu muncul di berbagai platform sosial media.
Konten yang tersebar ialah konten salah satu paslon yang mendapatkan serangan betubi-tubi dari paslon lainnya sehingga sulit untuk menjawab secara konkret yang kemudian dibuat framing narasi kesedihan karena mendapat banyak serangan pada debat capres.