Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPK Sebut Konflik Kepentingan Bentuk Nyata Perilaku Korupsi

Kompas.com - 25/01/2024, 16:13 WIB
Syakirun Ni'am,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sementara Nawawi Pomolango menyebut benturan kepentingan atau conflict of interest (CoI) bukan sekadar cikal bakal korupsi, melainkan bentuk nyata perilaku koruptif.

Nawawi enggan mengaitkan persoalan tersebut dengan situasi politik terkini seperti keberadaan sejumlah pejabat publik yang terlibat dalam kontestasi Pemilu 2024.

Ia hanya mengatakan bahwa konflik kepentingan perlu diatur dalam produk hukum berbentuk undang-undang (UU).

Cara lainnya adalah dengan menyempurnakan UU Nomor 28 tahun 1999 tentang  Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) atau dalam UU KPK sebagai bentuk pencegahan korupsi.

Conflict of interest (benturan kepentingan) bukan lagi sekedar embrio korupsi melainkan wujud nyata perilaku korupsi itu sendiri,” kata Nawawi kepada Kompas.com, Kamis (25/1/2024).

Baca juga: Tersangka Penyuap Eks Wamenkumham Cabut Praperadilan Lawan KPK

Mantan Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) itu mengatakan, benturan kepentingan termasuk dalam salah satu isu dalam hambatan pemberantasan korupsi yang disorot KPK.

Isu tersebut juga telah dipaparkan kepada ketiga kandidat calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dalam program Penguatan Perilaku Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara (Paku Integritas).

“Pada sejumlah negara maju, soal konflik kepentingan ini memiliki pengaturan yang ketat,” tutur Nawawi.

Baca juga: KPK Panggil Idrus Marham Jadi Saksi Dugaan Suap Eks Wamenkumham Eddy Hiariej

Saat ini, KPK sedang bekerjasama dengan Mahkamah Agung guna membentuk kelompok kerja.

Program ini didukung Overseas Prosecutorial Development Assistance and Training (OPDAT).

“Untuk menyusun aturan tentang Konflik Kepentingan di lingkungan Mahkamah Agung RI,” kata Nawawi.

Sebagai informasi, persoalan konflik kepentingan saat ini tengah menjadi sorotan di tengah masa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Beberapa pejabat aktif terlibat langsung dalam kontestasi itu dengan menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden.

Beberapa menteri di Kabinet Indonesia Maju juga terang-terangan mendukung pasangan capres-cawapres tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com