Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Banyak WNA Bekerja Ilegal di Bali, Masyarakat Sampaikan Keluhan kepada Gibran

Kompas.com - 10/01/2024, 10:16 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, berdiskusi, mendengar keluhan, dan menerima masukan dari sejumlah penggiat ekonomi di Denpasar, Bali.

Dalam acara bertajuk “Gibran Mendengar”, beberapa peserta diskusi mengeluhkan banyaknya pekerja asing yang bekerja tanpa izin. 

Para penggiat ekonomi merasa resah karena keberadaan mereka kini mulai mendominasi sejumlah sektor hiburan di Bali.

Para peserta berulang kali menanyakan izin tinggal yang dimiliki pekerja asing kepada cawapres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto tersebut.

Gibran berterima kasih atas masukan dan keluhan yang disampaikan peserta diskusi. Dia menyebut akan mengkaji semua hal yang disampaikan.

Baca juga: Di Bali, Gibran Minta Pendukung Kerja Keras Menangkan Pilpres Satu Putaran

“Saya sampaikan terima kasih. Kami akan mengkaji masukan bapak dan ibu semua,” katanya dalam acara yang dilaksanakan di pinggir pantai Discovery Mall, Denpasar, Selasa (9/1/2024).

Salah satu kegelisahan diungkapkan Sheila Marcia, eks aktris dan model yang kini melakoni pekerjaan sebagai disc jockey (DJ).

Sheila mengaku paham bila sektor pariwisata menjadi daya tarik utama Bali. Namun, ia menyayangkan jika bidang tersebut justru diisi talenta asing.

"Di Bali ini saya tahu kalau tourism itu memang nomor satu, ya. Banyak bisnis juga berjalan karena tourism," katanya dalam siaran pers.

Namun, kata Sheila, dia dan suami bekerja sebagai DJ yang tinggal di Bali merasakan banyak pekerja yang justru mengutamakan warga negara asing (WNA). 

Baca juga: Kepada Gibran, Tokoh Adat Minta Ibu Kota Bali Dipindah ke Buleleng

Keluhan serupa juga disampaikan Widi, pemilik sekolah berselancar (surfing) di Bali Utara. 

Tidak hanya bersaing dengan pengusaha lokal, kini ia juga harus bersaing dengan WNA.

"Sejak pandemi Covid-19, saya merasa seperti kita itu tidak berkompetisi dengan warga sendiri, tetapi kita juga sekarang berkompetisi dengan WNA," jelasnya.

Widi mengatakan, sebagai warga negara Indonesia (WNI) dia tidak keberatan dengan banyaknya usaha di Bali. 

Menurutnya, hal itu akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi warga lokal.

Namun, dia menyayangkan apabila para WNA melakukan pekerjaan tersebut secara ilegal.

Baca juga: Berkunjung ke Bali Utara, Gibran: Pembangunan Bandara Buleleng Akan Kami Kaji Ulang

"Jadi banyak sekali WNA yang memakai visa mereka itu membuka usaha. Banyak teman-teman dari komunitas surfing mengeluh seperti itu dari WNA, working as illegal labor," jelas Widi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com