JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengkritik serangan calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, soal masalah etik di debat calon presiden ketiga minggu lalu.
Ia membela calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, dengan menyatakan jangan terlalu merasa pintar mengenai etik.
"Ya Anies kan memang begitu modelnya. Pak Anies itu debat tema lain bicara lain, tapi sok merasa punya etika tinggi. Tapi ternyata yang bersangkutan etikanya tahu sendiri," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2024).
Baca juga: Momen Bahlil Jingkrak-jingkrak, Usai Prabowo Sebut Anies Sesat Bicara Etika
"Jadi jangan merasa terlalu pintar juga soal etika ya kita lihat juga lah modelnya begitu," imbuhnya.
Ia pun mengaku sedih dengan sikap Anies Baswedan di debat ketiga. Mengingat, Anies merupakan senior Bahlil di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
"Sedih juga sih saya sebagai juniornya dia, Mas Anies itu kan senior saya, tapi melihat standar etikanya seperti itu," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Anies Baswedan bertanya kepada capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengenai hubungan standar etika seorang presiden dengan kemampuan menjaga keamanan negara.
Anies menganggap, semakin tinggi seorang pemimpin semestinya tak banyak memikirkan soal teknis tapi bergerak berdasarkan nilai yang diyakini.
Baca juga: Anies Singgung Orang Dalam Prabowo di PT Teknologi Militer Indonesia saat Tanya Soal Etika
“Semakin tinggi jenjang kepemimpinan, semakin luas cakupannya, semakin kompleks organisasinya, maka pemimpin makin mengandalkan pada nilai, bukan lagi teknis-teknis,” ujar Anies dalam debat capres kedua di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Anies lantas menyinggung Prabowo yang melibatkan orang dalam pada pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Anies menuding masih ada penunjukan perusahaan tertentu yang diindikasikan nepotisme pada pengadaan alutsista dan proyek food estate.
"Tapi dalam kenyataannya Pak, ketika Bapak di Kementerian Pertahanan banyak orang dalam di pengadaan alutsista, PT Teknologi Militer Indonesia, Indonesia Defence Security, lalu orang dalam di food estate,” tutur dia.
Baca juga: Anies Singgung Etika Prabowo, Budi Arie: Yang Berhak Ngomong Etika Filsuf Saja
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung kembali soal penunjukan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Pasalnya, laju Gibran menjadi bakal RI-2 terbuka setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengganti batas usia cawapres dari 40 tahun menjadi 35 tahun. Lalu, putusan MK itu dinilai telah melanggar etik oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).
“Ketika ada pelanggaran etika dan Bapak tetap dengan cawapres yang melanggar etika artinya ada kompromi etika. Kemudian Bapak mengolok-olok tentang etika, saya tidak tega mengulanginya. Pertanyaannya apa penjelasan Bapak soal ini?” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.