Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Pemimpin Tahun 2024, 2029, dan 2034 Jadi Penentu Indonesia Maju atau Sebaliknya

Kompas.com - 03/01/2024, 11:19 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan, pemimpin Indonesia tahun 2024, 2029, dan 2034 menjadi kunci penentu Indonesia mampu menjadi negara maju atau sebaliknya.

Jokowi mengatakan, bonus demografi yang akan terjadi tahun 2030 itu harus dimanfaatkan agar Indonesia mampu melompat menjadi negara maju lewat pembangunan sumber daya manusia (SDM).

"Saya berkali-kali menyampaikan betapa pentingnya kepemimpinan nasional di tahun 2024, tahun 2029, dan tahun 2034. Karena di situ kunci menentukan negara ini bisa jadi negara maju atau tidak," kata Jokowi saat groundbreaking pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, pada Rabu (3/1/2024).

Baca juga: TKN Sebut PDI-P Panik karena Jokowi Mulai Terang-terangan Dukung Prabowo-Gibran

Bonus demografi berarti proporsi penduduk usia produktif akan lebih besar jika dibandingkan dengan usia nonproduktif.

Jokowi menyatakan, bonus demografi hanya terjadi sekali dalam peradaban sebuah negara.

Ia lantas mencontohkan negara-negara yang tidak menggunakan bonus demografi dengan baik, seperti negara di Amerika Latin.

Negara-negara Amerika Latin itu tetap menjadi negara berkembang puluhan tahun sejak tahun 1950, 1960, maupun 1970-an.

"Sudah 50 tahun, sudah 60 tahun, mereka tetap jadi negara berkembang. Tidak bisa melompat jadi negara maju. Kenapa? Karena tidak menggunakan kesempatan saat diberikan bonus demografi pada saat itu, usia-usia produktif pada tahun itu," tutur dia.

Baca juga: Jokowi Groundbreaking Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Oleh karena itu Jokowi berharap Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi di tahun 2030 - 2035.

Pemimpin negara di masa-masa itu, harus mengerti dan memahami langkah apa yang harus diambil Indonesia.

"Kita semuanya harus hati-hati karena ini kesempatan yang diberikan sekali dalam peradaban sebuah negara. Gerbangnya sudah keliatan. Tinggal buka dan ngisinya. Kalau buka dan ngisinya benar, tepat, itulah negara maju Indonesia yang kita impi-impikan akan bisa kita capai," tutur dia.

Menurut Jokowi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto bisa menjadi bagian dalam penciptaan talenta-talenta masa depan.

Diketahui saat ini, ada 17.000 mahasiswa di kampus yang memiliki 11 fakultas itu.

"Universitas Muhammadiyah khususnya Universitas Muhammadiyah Purwokerto bisa jadi bagian dari itu. Tapi bukan skill saja, bukan urusan talent saja, tapi urusan character building itu juga jadi kunci bagi pembangunan SDM seutuhnya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com